Sudah lebih jam 12 malam, sudah masuk ke hari berikutnya, tapi mata saya masih tidak bisa terpejam.
Cerita Ibu Aliya tentang masa kecil Anies Baswedan, dan cerita Ibu Fery Farhati tentang kebersamaan keluarga mereka selama 20 tahun, merenggut rasa ngantuk dari mata saya. Membuat saya berfikir, merenung, dan mencurahkan perasaan.
Di balik kebesaran seseorang, selalu ada cerita-cerita sederhana tapi sangat berkesan di belakangnya. Dan selalu ada sosok-sosok yang mendukungnya.
Sampai kini saya selalu kagum dengan pasangan-pasangan tua, yang mampu merawat kebersamaan mereka dalam waktu lama.
Anak-anak saya masih kecil, masa pernikahan saya belum terlalu lama. Masih terhitung pengantin baru bila dibandingkan dengan Pak Anies Baswedan dan lainnya.
Saya pun masih kadang terbawa egoisme pribadi dalam mengambil keputusan. Saya masih suka emosi dan marah-marah, sampai akhirnya istri mengingatkan saya apa yang saya lakukan bukan waktu yang tepat.
Ketika anak-anak istri bangun dan aktif, saya merasa terlalu bising untuk menulis dan membaca. Namun tatkala mereka tidur atau berangkat sekolah, saya merasa kesepian dan bingung dalam kesendirian.
Ini semua adalah bagian dari bisikan perasaan yang datang silih berganti. Saya perlu meningkatkan ilmu, belajar dari pendahulu. Sekaligus belajar mengendalikan diri, mengontrol pikiran dan emosi.
Salah satunya adalah dengan mendengarkan cerita ibu dan istri orang sukses, seperti Ibu dan Istri Pak Anies Baswedan, Gubernur Indonesia, yang tidak pernah henti berkarya.
Misalnya ini:
Nama Fery Farhati Ganis, tak cukup banyak orang kenal. Wanita yang berprofesi sebagai psikolog ini adalah orang dan teman bicara terdekat bagi sosok Anies Baswedan, calon Gubernur DKI Jakarta. 20 Tahun mendampingi Anies Baswedan yang pernah menjadi Menteri, Fery memang selalu ada di belakang layar. Pun, ketika Anies Baswedan maju menjadi kandidat DKI 1. Bagaimana Fery melihat peluang suaminya sebagai kandidat Gubernur Jakarta? Apa pula bentuk dukungan Fery bagi Anies? Momen terberat apa bagi Fery selama 20 tahun mendampingi Anies Baswedan? Saksikan talkshow spesial Rosiana Silalahi bersama Fery Farhati Ganis.
Video ini sebenarnya sudah lama, tapi saya belum nonton
Bagaimana seorang Ibu menyikapi kesibukan suami? Video ini sangat menarik:
Selain menonton insipirasi seperti ini, saya berusaha menjaga keharmonisan keluarga dengan berusaha untuk hadir dalam setiap acara pernikahan teman.
Selain karena sifatnya wajib, saat hadir dalam pernikahan itu saya bisa menghadirkan masa-masa indah awal pernikahan dulu di depan mata, minimal secara pikiran dan perasaan. Di waktu seperti itulah, saya dan istri memanfaatkan untuk bernostalgia tentang masa-masa awal dulu, mengingat visi-misi keluarga, yang ternyata semakin menguatkan ikatan batin.
Saya berusaha menyimak dengan baik nasehat pernikahan yang biasanya disampaikan oleh guru-guru pilihan, untuk menyegarkan kembali pemahaman tentang ikatan yang sakral ini. Seakan saya yang baru menikah dan diberi nasehat.

Tidak hanya menjaga keharmonisan dengan istri, tapi juga dengan anak-anak.
Dan paling penting lagi dengan ibu dan saudara-saudara.
Saya pun berusaha untuk selalu minta nasehat kepada ibu saya dan berkonsultasi atas hal-hal yang penting. Baik kepada ibu kandung maupun kepada ibu mertua. Dan masya Allah, ternyata mereka memiliki pandangan yang jauh lebih luas dan dalam.
Mampu melihat apa yang tidak mampu kami lihat. Sehingga bisa memberikan solusi yang tepat.
Ternyata di situlah berkahnya. Keberkahan keluarga saat kita membina hubungan yang baik dan akrab dengan orang tua dan keluarga lainnya.
Belajar dari pengalaman orang lain, menghadiri undangan pernikahan, menyegarkan kembali visi-misi keluarga, dan mengeratkan tali silaturrahim, inilah yang ingin terus saya jaga agar dari keluarga ini lahirlah generasi-generasi penerus yang hebat dan bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.