Sahabat Pembaca. . .
Tidak sekedar teori, berikut ini kita bisa belajar langsung dari pengalaman para guru, mahasiswa, dan santri penghafal Al-Qur’an. Pengalaman mereka adalah guru yang berharga. Kita dapat belajar dari beliau-beliau tentang motivasi mereka menghafal Al-Qur’an, bagaimana cara mereka menghafal, mengelola waktu, dan mengatasi rasa jenuh saat menghafal.
Dari kisah-kisah mereka kita bisa mengetahui bagaimana mereka memahami kemuliaan Al-Qur’an, sehingga dengan penuh keikhlasan dan kekuatan tekad mereka terus menghafal dan akhirnya menyelesaikan hafalan dengan baik.
Kita bisa memahami betapa pentingnya meluangkan waktu bersama Al-Qur’an setiap saat. Metode apapun yang digunakan, istiqamah tetap yang paling penting. Seperti pesan Ust. Mustari, Mantan Kepala Kantor Kementrian Agama Kab. Klaten, “Menghafal itu alami saja. Yang penting istiqamah”. Dan istiqamah beliau sudah teruji dengan menghafal Al-Qur’an setiap jam 3 malam saat orang lain masih terlelap, hingga akhirnya beliau bisa menyelesaikan hafalan dalam waktu singkat. Bahkan hingga kini, ditengah kesibukan yang sangat padat, beliau masih tetap istiqamah membina Jamaah Tasmi’ul Qur’an di Klaten.
Betapa pentingnya kita selalu bersama Al-Qur’an kapan dan dimana pun juga. Mereka yang sangat akrab dengan Al-Qur’an, ternyata mempunyai pengaruh besar dalam masyarakatnya. Tarbiyah dengan tilawah Al-Qur’an dalam shalat berjamaah menjadi kesenangan para hafiz. Mereka membiarkan Al-Qur’an mengubah hidup mereka, mendidik dan membina mereka ke arah yang lebih baik.
Kita bisa memahami betapa Ust. Muin (Almarhum) pernah merasakan kesulitan yang luar biasa dalam menghafal. Bahkan beliau hampir putus asa dan berhenti menghafal. Namun akhirnya beliau menemukan jalan keluar yang terang benderang karena berhasil menemukan rangkaian dan hubungan kuat antar ayat-ayat itu sehingga kesulitaan yang bisa beliau atasi, proses menghafal berjalan lancar, dan sampai sekarang hafalan beliau tetap terjaga karena sering membacanya dalam shalat.
Di waktu kecil, siapa yang mengira bahwa Ust. Sufyan Nur Marbu Al-Banjari Al-Makki bisa menjadi hafizh? Sebab di saat teman-teman sekelas beliau menyetorkan hafalan di Masjidil Haram, beliau tidak ikut dalam halaqah, bahkan suka bersembunyi supaya tidak diajak untuk menghafal Al-Qur’an. Kejadian seperti itu tidak hanya sehari atau dua hari, tapi sampai dua tahun. Namun kini beliau termasyhur sebagai guru para huffazh dan bahkan menguasai Qira’ah Sab’ah dan ‘Asyrah. Siapakah guru beliau dan bagaimanakah kisah beliau menghafal Al-Qur’an?
Siapa yang tau, ternyata Ust. Baidum Makenun sudah mulai menghafal Al-Qur’an, saat beliau belum bisa membaca, bahkan masih berusaha mengeja huruf-huruf Al-Qur’an. Setiap hari beliau menghafal jam 9-11 malam sebanyak ½ halaman, mengulangi kembali setengah halaman pada waktu dinihari, sampai ba’da subuh. Setelah subuh beliau setoran hafalan kepada empat orang asatidzah. Selesai khatam Al-Qur’an, beliau bisa murojaah dalam sehari 10-20 juz. Dan tidak pernah khatam lebih dari tiga hari. Darimanakah beliau mendapatkan semangat dan motivasi yang sangat tinggi ini? Sehingga hampir tak pernah kenal lelah berinteraksi dengan Al-Qur’an?
Bagaimanakah tips dan trik para santri mahasiswa dalam mengelola waktu mereka untuk menghafal Al-Qur’an, di saat mereka juga harus memenuhi tugas dan kewajiban sekolah? Apakah yang mereka lakukan saat rasa jenuh menerpa?
Sahabat Pembaca. . .
Insya Allah dalam kisah-kisah para guru tahfiz Al-Qur’an, para mahasiswa, dan juga para santri berikut ini, Anda dapat menemukan inspirasi-inspirasi yang berharga. Saya sengaja mewawancari para nara sumber, baik secara lisan maupun tulisan, baik secara langsung, maupun via telpon, sms, maupun email, lalu merangkai cerita itu, menyajikannya kepada Anda, berharap semoga Anda bisa menemukan semangat, motivasi dan jalan yang terang untuk menghafal kitabullah yang mulia ini. Ada beberapa cerita lain tentang kisah menghafal yang tidak sempat saya muat karena terkena virus di laptop sehingga tidak bisa dibuka. Semoga di lain waktu kita bisa bertemu kembali.
***
Sahabat pembaca. . .
Seperti yang saya tekankan di awal, bahwa saya ingin menjadi garis penghubung antara Anda dan mereka, sehingga saya termotivasi, Anda pun termotivasi. Dan akhirnya kita semua pun bisa menghafal Al-Qur’an sebagaimana para guru, sahabat, dan adik-adik kita bisa menghafalnya. . .
Untuk memudahkan pembaca, saya bagi rangkaian kisah ini menjadi tiga bagian, yaitu: pengalaman para guru, kisah para alumni, cerita para santri dan mahasantri.
Buku ini adalah serial kedua dari Dwilogi Buku Menghafal Al Quran
Ini Buku Jilid Pertamanya:
Harga Normal Untuk Kedua Buku Tersebut: 107.000
Info Pemesanan
http://wa.me/6282110270153
Demikian. Mohon maaf dan Jazakumullahukhairan
Salam Takzim
Umarulfaruq Abubakar