
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami ialah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqamah (teguh pendirian), maka para malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata): ‘Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati.'”
(QS. Fussilat: 30)
Ayat ini bukan hanya tentang keimanan. Tapi tentang konsistensi dalam keimanan.
Banyak orang mengaku beriman. Tapi tidak semua mampu bertahan teguh dalam ujian, tekanan, dan godaan.
Ayat ini memuji mereka yang tidak hanya berkata “Rabb kami adalah Allah,” tapi juga tetap berjalan di jalan-Nya tanpa menyimpang—itulah makna istiqamah.
Dan ganjarannya?
Turunnya para malaikat. Bukan untuk mencabut nyawa dengan kasar, tapi untuk membawa pesan yang paling dibutuhkan jiwa manusia di akhir hayatnya: “Jangan takut. Jangan sedih.”
Para ulama menjelaskan bahwa ini adalah kabar ketenangan yang diberikan saat ajal tiba, dan akan terus menyertai mereka hingga Hari Kiamat. Artinya, orang yang istiqamah akan mendapatkan ketenangan ganda: saat dunia ditinggalkan dan saat akhirat dijalani.
Ayat ini memberi pelajaran penting:
Bahwa keteguhan dalam kebaikan hari ini, adalah sumber ketenangan di hari akhir nanti.
Bahwa hidup yang dijalani dengan prinsip, meskipun berat, pada akhirnya akan dibayar dengan damai yang tak bisa dibeli dunia.
Istiqamah memang tidak selalu mudah. Tapi ia memudahkan akhir hidup.
Dan tidak ada kebahagiaan yang lebih tinggi daripada meninggal dalam keadaan tenang, tahu bahwa malaikat sedang menjemputmu dengan lembut, bukan dengan murka.
Maka teruslah berdiri di jalan yang lurus.
Tetaplah pada tauhid dan amal saleh, meski dunia mencoba membelokkan. Karena kelak, saat semua orang bingung dan takut, engkau akan disapa dari dengan penuh kelembutan :
“Tenang. Jangan takut. Ini saatnya pulang dalam damai.”