Falsafah Perguran Karate Shōtōkan-ryū

Shotokan (松濤館流 Shōtōkan-ryū) atau Perguruan Funakoshi adalah sebuah aliran karate di Jepang yang dikembangkan oleh Gichin Funakoshi (1868– 1957). Funakoshi belajar karate pada Master Azato dan Itosu. Selama hidupnya ia banyak menulis, karena sebagai jago karate ia adalah seorang guru di sebuah sekolah dasar. Di antara buku-bukunya yang terkenal hingga sekarang: “Ryukyu Kempo : Karate” dan “Karate-do Kyohan”. Buku bukunya masih dianggap sebagai salah satu karya terbaik dalam dunia karate sekaligus pioner buku karate pada masanya.

Sebagai pengingat, berikut beberapa nasehat penting tentang karate dari guru Funakoshi

 

filosofi karate dari aliran shotokan:
Shoto Niju Kun
Karate-do wa rei ni hajimari, rei ni owaru koto wo wasuruna
Karate diawali dan diakhiri dengan sopan santun


Karate ni sente nashi
Karate tidak mengenal sikap menyerang lebih dulu

Karate wa gi no tasuke
Karate adalah sebuah pertolongan untuk keadilan

Mazu jiko wo shire, shikoshite tao wo shire
Pertama-tama kenali dirimu sendiri baru orang lain

Gijutsu yori shinjutsu
Semangat lebih penting daripada teknik

Kokoro wa hanatan koto wo yosu
Bersiaplah untuk membebaskan pikiranmu

Wazawai wa getai ni shozu
Kecelakaan muncul dari kecerobohan

Dojo nomi no karate to omou na
Jangan berpikir karate hanya didalam dojo saja

Karate no jugyo wa issho de aru
Berlatih karate membutuhkan waktu seumur hidup

Arai-yuru mono wo karate kaseyo, soko ni myo-mi ari
Ubah segala hal seperti karate karena disanalah rahasianya

Karate wa yu no goto shi taezu natsudo wo ataezareba moto no mizu ni
kaeru
Karate sama dengan air panas. Jika tidak kau berikan panas yang tetap maka air
itu akan dingin kembali.

Katsu kangae wa motsu na makenu kangae wa hitsuyo
Jangan berpikir harus menang namun pikirkan agar tidak kalah

Teki ni yotte tenka seyo
Berubahlah sesuai dengan gerakan lawanmu

Tatakai wa kyojutsu no soju ikan ni ari
Memenangi pertarungan bergantung dari kemampuanmu mengontrol segala taktik

Hito no te ashi wo ken to omoe
Pikirkan kedua tangan dan kaki lawan seperti pedang

Danshi mon wo izureba hyakuman no tekki ari
Jika seseorang keluar dari rumah, pikirkan ada jutaan lawan tengah menunggu

Kamae wa shoshinsha ni ato wa shizentai
Pemula pertama-tama harus menguasai kuda-kuda dan sikap badan rendah, posisi
badan yang alamiah/wajar untuk tingkat lanjut.

Kata wa tadashiku jissen wa betsu mono
Berlatih kata adalah satu hal dan menghadapi sebuah pertarungan nyata adalah hal
yang lain lagi.

Chikara no kyojaku, karada no shinshuku, waza no kankyu wo wasaruna
Jangan lupa (1) penggunaan kekuatan dengan tenaga yang benar, (2) badan yang
menyesuaikan/fleksibel, (3) penggunaan teknik dengan kecepatan yang benar

Tsune ni shinen kufu seyo
Carilah cara untuk senantiasa belajar sepanjang waktu

Leave A Reply

Navigate