Kunjungan bahasa arabnya Ziarah. Sebagaimana kata ini digunakan untuk orang yang masih hidup, kata “Ziarah” juga digunakan untuk orang yang sudah wafat. Ini menunjukkan bahwa antara orang yang masih hidup dan orang yang sudah wafat masih ada hubungan. Demikian kata Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitab Ar Ruh.
Seperti apa hubungannya?
Pertama, Ustadz Muin tau kalau kita datang mengunjungi kuburan beliau dan beliau bahagia dengan hal itu.
Dalam Al-Fatawa Al-Kubra Ibnu Taimiyyah dan Kitab Ar Ruh Ibnu Qayyim Al Jauziyyah disebutkan rangkaian hadits shahih tentang hal ini. Bahwa orang yang sudah meninggal mampu mendengar dan mengetahui siapa yang datang.
Diantaranya hadits dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa seusai Perang Badar, Rasulullah berbicara kepada Abu Jahl bin Hisyam, Umayyah bin Khalaf, Utbah bin Rabi’ah, dan Syaibah bin Rabi’ah yang terbunuh saat Perang Badar, “Apakah kalian mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Rabb kalian benar? Sungguh kami dapatkan apa yang kami dapatkan dari Rabb kami benar”
Umar bin Khathab bertanya, “Ya Rasulallah, apakah mereka mendengar apa yang Anda ucapkan, padahal mereka sudah mati?”
Rasulullah menjawab, “Demi Zat yang mengutusku, kalian tidak lebih mampu mendengar dari mereka (artinya mereka pun mampu mendengar seperti kalian), hanya saja mereka tidak mampu menjawab”
Ibnu Abbas juga meriwayatkan hadits bahwa Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim melewati kubur saudaranya yang ia kenal di dunia, kemudian memberi salam kepadanya, kecuali mayyit tersebut mengenali siapa yang datang, lalu iapun membalas salamnya” Ibnul Mubarak menyatakan bahwa hadits ini hadits shahih.
Sayyidah A’isyah juga pernah meriwayatkan hadits dari Rasulullah bahwa siapa saja mengunjungi kuburan saudara, duduk di tepi kuburannya, maka si mayyit akan bahagia dengan kunjungan itu dan akan menjawab salamnya.
Kedua, Ustadz Muin menerima hadiah pahala yang kita kirimkan
Sebelumnya, kami di PPTQ Ibnu Abbas Klaten mengadakan Khataman Al Quran yang diikuti oleh para santri, wali santri, alumni, dan asatidzah, secara online. Kami menghadiahkan pahalanya untuk guru kami tercinta, Ustadz Muin.
Apakah pahalanya sampai? Wallahu A’lam.
Kali ini, biarlah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang menjawab pertanyaan ini
Dalam Al-Fatawa Al-Kubra (3/63) beliau menyatakan:
وَأَمَّا الْقِرَاءَةُ، وَالصَّدَقَةُ وَغَيْرُهُمَا مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ، فَلَا نِزَاعَ بَيْنَ عُلَمَاءِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فِي وُصُولِ ثَوَابِ الْعِبَادَاتِ الْمَالِيَّةِ، كَالصَّدَقَةِ وَالْعِتْقِ، كَمَا يَصِلُ إلَيْهِ أَيْضًا الدُّعَاءُ وَالِاسْتِغْفَارُ، وَالصَّلَاةُ عَلَيْهِ صَلَاةَ الْجِنَازَةِ، وَالدُّعَاءُ عِنْدَ قَبْرِهِ.
وَتَنَازَعُوا فِي وُصُولِ الْأَعْمَالِ الْبَدَنِيَّةِ: كَالصَّوْمِ، وَالصَّلَاةِ، وَالْقِرَاءَةِ، وَالصَّوَابُ أَنَّ الْجَمِيعَ يَصِلُ إلَيْهِ، فَقَدْ ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ عَنْ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ قَالَ: «مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ» وَثَبَتَ أَيْضًا: «أَنَّهُ أَمَرَ امْرَأَةً مَاتَتْ أُمُّهَا، وَعَلَيْهَا صَوْمٌ، أَنْ تَصُومَ عَنْ أُمِّهَا» . وَفِي الْمُسْنَدِ عَنْ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ قَالَ لِعَمْرِو بْنِ الْعَاصِ: «لَوْ أَنَّ أَبَاك أَسْلَمَ فَتَصَدَّقْتَ عَنْهُ، أَوْ صُمْتَ، أَوْ أَعْتَقْتَ عَنْهُ، نَفَعَهُ ذَلِكَ» وَهَذَا مَذْهَبُ أَحْمَدَ، وَأَبِي حَنِيفَةَ، وَطَائِفَةٍ مِنْ أَصْحَابِ مَالِكٍ، وَالشَّافِعِيِّ.
Jelas kan?
Inti dari jawaban Ibnu Taimiyyah bahwa semua ulama sepakat sampainya hadiah pahala amal maliah, seperti infak dan sedekah, yang diberikan atas nama mayyit.
Demikian pula hadiah doa, permohonan ampun shalat jenazah, dan doa di kuburan.
Adapun ibadah badaniyyah seperti puasa, baca Al Quran, dan shalat sunnah, maka pahalanya sampai menurut mazhab Imam Abu Hanifah, Ahmad, dan sebagain sahabat Imam Malik dan Asy-Syafii.
Ketika berziarah ke kubur beliau, kita dapat membaca baca doa dan mengirimkan hadian bacaan Al Quran, insya Allah pahala ini sampai kepada beliau.
Ketiga, merawat ingatan tentang akhirat dan kematian
Kalau semasa beliau hidup dulu kita datang kepada beliau untuk minta nasehat, maka setelah beliau wafat, nasehat beliau masih bisa kita dapatkan. Cukuplah kematian itu sebagai nasehat, kata Sayidina Ali Radhiallahu Anhu.
Setiap berada hadapan sebuah kuburan, Sayidina Utsman bin Affan selalu menangis. Saat ditanya tentang hal itu, beliau menjawab, “Sungguh kubur adalah tempat pertama dalam rangkaian perjalanan ke akhirat. Siapa yang selamat di kuburnya, maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Sementara siapa yang yang tidak selamat, maka perjalanan seterusnya akan lebih sulit”
Ketika berkunjung be kuburan Rasulullah, sahabat Mu’adz bin Jabal menangis tersedu-sedu. Ia mengatakan, “Sungguh aku teringat kepada Rasulullah tercinta. Beliau pernah berpesan, Innal Qaliila minarriyaa’I syirkun, sungguh sedikit riya itu sudah merupakan kesyirikan”
Kedekatan hati dan ingatan kita tentang Ustadz Muin, bahwa dulu beliau pernah bersama kita dan kini telah tiada, semoga dapat menguatkan keyakinan bahwa kematian itu pasti adanya. Beliau beruntung dan bahagia dengan segenap amal yang beliau miliki. Bagaimanakah dengan kita? Apakah kita siap saat kematian itu datang menjelang?
فَزُورُوا الْقُبُورَ، فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ
Maka berkunjunglah ke kuburan, sungguh itu akan meningatkan kalian kepada akhirat.
Demikian pesan Rasulullah yang mulia…
Mau Ziarah?
Di sini makam beliau:
Di sini alamat makam Ust Muin Makam Muslim Ar Rohman Dusun II, Blimbing, Kec. Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah https://maps.app.goo.gl/6gJ3EMpx9WyoWcFo6
========
duakhalifah.com