Kekuatan Tersembunyi

Kekuatan Tersembunyi

 

من استطال الطريق ضف مشيه

“Siapa yang memperpanjang jalan maka langkahnya akan melemah”

Itulah pepatah arab dan saat ini benar merasakannya.

 

Ujung Jalan Yang Tidak Kelihatan

Semakin hari langkah kaki bukan semakin kuat tapi semakin lemah. Itu karena jalan yang diambil melingkar dan memutar, padahal tujuan ada di hadapan. Meraih satu target, untuk meraih target berikutnya.

Refleksi ini saya tuliskan untuk mengatakan kepada diri sendiri, bahwa tidak ada cara untuk mencapai tujuan yang lebih cepat daripada fokus pikiran, yang digerakkan oleh tekad yang kuat, dan didorong oleh cinta.

Untuk menghadirkan fokus, saya harus mampu melihat ujung jalan yang saya sedang berjalan di atasnya, menentukan kapan saya harus sampai, dan mengukur berapa daya yang saya perlukan agar sampai, sambil terus melangkah.

jalan panjang kehidupan

Bahan Bakar Aktifitas

Fokus, tekad, dan rasa cinta terhadap apa yang dilakukan, itulah yang mendorong kaki untuk melangkah lebih cepat. Itulah yang melahirkan konsistensi, kekuatan, kecepatan, dan ketepatan. Adwamuha wa in qalla. Rutin walaupun sedikit.

Sementara yang paling merusak dan memperlambat adalah maksiat. Rasa cinta dan tekad itu saya rasakan pudar seiring dengan hadirnya keinginan untuk bermaksiat. Semakin banyak maksiat, tujuan semakin kabur dan langkah kaki semakin tertahan. Apalagi kalau bukan maksiat mata dan hati.

Inilah yang membuat saya tidak sampai sampai.

Harusnya makalah filsafat ilmu itu selesai dua tahun yang lalu. Ini baru saja selesai. Itu hanya karena saya tidak paham soal dan permintaan dosen, dan terlalu ingin ideal. Lalu saya kumpulkan buku buku filsafat. Ada lebih dari 10 buku. Mengumpulkan saja, belum saya baca sampai sekarang. Makalahnya baru saja saya selesaikan, dan tidak ada satupun sumbernya dari buku itu.

Tesis magister saya dulu sempat tertunda-tunda, karena memang saya tidak mengerjakannya. Sampai akhirnya berkat paksaan dari istri, sehingga hati saya menjadi lebih kuat untuk melangkah.

 

Dengan Melakukan, Bukan Meninggalkan

Ungkapan “Cara cepat selesai dari pekerjaan adalah dengan meninggalkannya” ternyata inilah yang paling aktif bekerja dalam menggerakkan alam bahwa sadar saya. Maka saya sibuk dengan yang lain, dan lupa dengan mengabaikan tujuan utama, berharap dengan mengabaikannya itu pekerjaan saya akan selesai.

Semangat itu menguap, langkah itu melambat, hati dan pikiran tertatih-tatih, sementara waktu terus berjalan. Sudah hampir 4 tahun sejak saya masuk ke program doktor UII, dan sampai saat ini proposal disertasi saya belum selesai juga.

 

Kekuatan Tersembunyi

https://www.qureta.com

Btw, bagaimana cara menghadirkan kekuatan fokus, tekad, dan cinta itu? Sehingga mampu menggerakkan saya untuk menyelesaikan tugas tugas ini?

Jawabannya ada pada satu kalimat bermanfaat yang saya dapatkan dari Ust Muin dan Rocky Gerung, yaitu: mengaktifkan imajinasi!

Semakin kuat imajinasi itu hadir di depan mata, terdengar oleh telinga, dan terasa oleh segenap anggota tubuh, maka akan semakin kuat mendorong untuk berbuat.

Dan saya  baru sadar, bahwa ternyata kekuatan imajinasi inilah yang tertuang kuat dalam tulisan tulisan Badiuzzaman Said Nursi sehingga melahirkan kalimat dan makna-makna yang menakjuban. Imajinasi tentang bumi yang bertakbir di tengah-tengah alam semesta dan tata surya, tentang kematian yang datang menjelang, tentang kiamat dan orang-orang yang bangkit dari kubur, dan lain sebagainya.

Dulu imajinasi para ulama bergerak melakukan perjalanan ruhani, menembus lorong waktu kehidupan yang mendalam.

“Sudah sampai mana wahai Ibnul Mubarak?” tanya sahabatnya

“Sudah sampai Siratal Mustaqim” jawab Imam Abdullah bin Mubarak tanpa membuka mata.

Dalam diamnya, pikiran dan hatinya berkelana ke alam akhirat. Menghadirkan kesadaran dan kekuatan untuk beramal menuju surga.

Ada juga yang menangis tersedu-sedu, saat mengimajinasikan dosa yang memberatkan perjalanan hidupnya.

Ambillah bekal, sungguh perjalanan ini sangat panjang

Peringanlah bawaan, sungguh lautnya dalam (dan engkau bisa tenggelam dengan beratnya bawaan)

Demikian pesan sahabat Abu Darda yang mengaktifkan imajinasi kita tentang hakikat kehidupan.

Einstein menemukan teori relativitasnya bukan saat ia berfikir, tapi ketika berimajinasi.

Dalam imajinasi ada pemikiran dan hayalan sekaligus, yang membawa terbang ke angkasa, menembus batas ruang dan wakt tanpa batas.

Penghalang Gerak Imajinasi Ruhani

HP, Film, dan Media Sosial, itulah yang paling berperan menghentikan perjalanan imajinasi. Saya harus menjauhi dan meminimalisir interaksi saya dengannya. Sangat terasa, betapa ternyata hape membawa ruh saya tertahan dan tidak mampu membebaskan diri. Banjir informasi yang tidak bermanfaat hanya menahan langkah kaki.

Maka di sinilah, saya perlu mengaktifkan kembali imajinasi tentang semua janji janji Allah dan Rasulullah tentang surga, neraka, dan masa depan yang hanya bisa dicapai hayalan yang mendalam. Itulah yang melahirkan fokus, tekad, dan cinta.

Sementara memandang objek maksiat, itu hanya menambah luka dan rasa sakit di dada.

Ketika angin jahat maksiat itu mulai berhembus di dalam hati dan pikiran, agar memanfaatkan hp dan netbuk untuk bermaksiat, saya harus berjuang untuk melawan.

Kemenangan saya di alam pikir dan rasa, itulah kunci kemenangan saya di alam nyata.

Jalan yang saya tempuh sangat panjang. Sendiri dan abadi. Saya perlu terus melangkah, fokus dengan jalan ini, agar bisa segera sampai kepada tujuan. Sebelum akhirnya kesibukan datang menghambur ke hadapan, mematahkan langkah, menggores penyelesalan yang berpanjangan.

Tilawah Penuh Imajinasi

Sayang sekali bila keindahan surga di Surat Al Waqiah dan Surah Al Insan hanya saya lewatkan begitu saja. Dahsyatnya hari kiamat dalam Surah Al Insyiqaq dan Al Infithar hanya berlalu begitu saja tanpa menghadirkan imajinasi saat membacanya.

Kisah kaum nuh, Ad, dan Tsamud dalam surah Hud dan Asy Syu’ara tidak menjadi sesuatu yang mengesankan bila membacanya cepat-cepat tanpa perenungan dan imajinasi.

Maka untuk menguatkan imajinasi kesuksesan masa depan, saya perlu untuk berlama-lama bersama Al Quran, hadir sepenuh hati dengan penuh imajinasi dan perenungan

Hanya dengan imajinasi itu, kita menjelajahi alam semesta dan tata surya yang luas ini, melompat dari satu dimensi waktu ke dimensi yang lain. dan memang harus meluangkan waktu untuk itu.

Menguatkan Fokus, Tekad, dan Cinta

Maka target yang jauh itu kini menjadi kelihatan. Imajinasi menghadirkan masa depan hadir di depan mata dan apa yang harus saya lakukan menuju ke arahnya.

Imajinasi hadir sebagai perekat pemikiran yang bercerai berai dan perasaan yang tercabik-cabik, saat melihat carut marut kondisi Indonesia di depan mata.

Menguatkan akibat baik dan buruk, harapan masa depan dan kerugian yang tak terkira, hasil tercapai atau tidaknya cita-cita, itulah bagian dari imajinasi yang saat ini ingin semakin saya kuatkan dalam hati.

Leave A Reply

Navigate