Inilah Kuda
Inilah kuda, yang Allah muliakan dalam sumpah-sumpah-Nya di Surah Al-‘Aadiyat, sebagai yang berlari kencang dengan terengah-engah, yang mencetuskan api dengan pukulan apinya, yang menyerang tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
Inilah kuda, seperti kata Rasulullah, yang kebaikan diikatkan pada ubun-ubun kuda hingga tibanya Hari Kiamat. Yakni pahala dan ghanimah perang.”
Bagaimanakah kiranya pahala itu teraih? “Sesiapa memelihara kuda di jalan Allah,” demikian Imam Al-Bukhari meriwayatkan sabda Sang Nabi lainnya, “karena iman pada-Nya dan meyakini janji-Nya, maka kenyangnya, makan dan minumnva, kotoran dan air kencingnya akan termasuk ke dalam timbangan kebaikannya pada Hari Kiamat.”
Inilah kuda, seperti kata Syekh Abdullah Azzam, yang takkan pernah tergantikan oleh kendaraan lain. Kebaikannya melintasi zaman; makanannya yang alami tak memerlukan bahan bakar minyak yang kadang sukar didapat dan suatu ketika akan habis. Kebaikannya menembus berbagai tempat ia tunggangan yang tangguh untuk melintasi sungai-sungai, hutan, hingga pegunungan tinggi.
Inilah kuda, hewan cerdas yang dapat belajar dengan cepat. Mereka juga memiliki naluri yang hebat, dan cara unik melihat dunia.
Di Atas Punggung Kuda
Debu debu beterbangan setiap kaki kuda menapak dengan cepat dan kencang.
https://www.instagram.com/p/Cj8HCJohVSL/
Untuk tegak di atasnya, saya tidak hanya diajari tentang teknik bagaimana posisi badan yang harus tegak, kedua paha yang harus menjepit pelana, kedua tangan yang memegang tali kekang, tapi juga harus belajar soal rasa; antara tegas dan lembut, keras dan lentur, kokoh dan fleksibel, dan memahami kuda serta sifatnya.
Lebih dari sekedar teknik, saya rasakan saat berkuda saya banyak belajar tentang keberanian, ketenangan, kesabaran, ketegasan, dan kasih sayang.
Saya membayangkan betapa tangkas dan kuatnya para sahabat rasul dan para pahlawan kita dulu. Mereka mampu berkuda berhari hari dan bertarung di Medan perang. Padahal dalam waktu 30 menit saja saya sudah merasa kelelahan.
Bukannya tidak takut, tapi saya paksakan untuk melawannya. Saya paksakan diri untuk berani. Untuk tenang di atas punggung kuda, penuh kesabaran menjalani proses saat kudanya berulah, ataupun saat ia berlari kencang.
Ada saatnya harus tegas dengan pukulan cambuk agar ia mau berlari, ada saatnya penuh kasih sayang. Kuda, kata para ahlinya, sangat paham dengan penunggangnya, dan kadang kadang ngerjain siapa yang di atasnya.
Belajar Naik Kuda
Hari pertama
Saya latihan naik kuda dengan pelatih Mas Raihan.
Saya dilatih merasakan bagaimana rasanya naik kuda. Kedua sisi mulut kuda ditali untuk menjaga supaya mudah dikendalikan.
Hari kedua
Saya latihan dengan Mas Adit.
Latihan fokus bagaimana cara menjaga keseimbangan di atas kuda. Saya diminta lepas kedua tangan, menyentuhkan ujung jari tangan kanan ke kaki kiri dan sebaliknya.
Saya diajari cara duduk yang baik, menjepit punggung kuda dengan kedua lutut supaya kuat.
Tali pengendali kuda tinggal di satu sisi
Hari ketiga
Saya latihan bersama Pak Amirun.
Saya dilepas sendiri. Diajari duduk seimbang, mengikuti ritme kaki kuda 🐎 menjajak tanah.
Menikmati Di Atas Kuda
https://www.instagram.com/p/CW8dlHqh-X4/
Seenak apapun kuda, larinya tidak akan nyaman kalau mulutnya terganggu.
Maka yang paling penting adalah mengontrol dengan lembut konektivitas dari tangan ke mulut kuda.
Untuk belok kiri, misalnya, cukup menarik tangan kiri dengan lembut, menarik bahu kiri, mengosongkan kaki kiri, dan mendorong perut kuda dengan tumit kanan. ini dilakukan bersamaan. Begitu sebaliknya
Sederhana sebetulnya, tapi untuk bisa melakukannya perlu waktu latihan berkali-kali, baru bisa merasakan nikmatnya.
Ketika sudah nikmat, maka rasanya tidak ingin berhenti. Menikmati berada di punggung kuda, sambil terus menggembalikan seluruh posisi sendi tubuh ke tempat terbaiknya
Saat Kuda Berlari Kencang
Kalau sebelumnya dada terasa berdebar ketika kuda berlari kencang, kini terasa lebih tenang walaupun kuda lari lebih kencang dari sebelumnya. Semua gerakan kuda pernah saya coba. Mulai dari berjalan (walk), berderap (trot), berlari kecil (canter), dan berlari kencang (gallop).
https://www.instagram.com/p/CifA79Lr8gc/
Itu karena alhamdulilah sudah mulai tau ilmu mengendalikan kuda. Ada pelatih yang terus mengarahkan dengan sabar.
Ilmu dan pelatih atau informasi dan guru, ternyata itu kunci utama menghadapi hidup agar bisa lebih mudah..
Jatuh Dari Kuda
Sempat rame di medsos waktu Aisha Keem, putri Irfan Hakim dikabarkan mengalami kecelakaan pada saat perlombaan berkuda di ajang Kejurnas. Aisha Keem terjatuh dari kudanya saat hendak melewati rintangan yang ada.
Alhamdulillah akhirnya saya merasakan pengalaman yang satu ini; Jatuh dari Kuda. Sakitnya bukan main-main. Tapi memberikan pelajaran yang berharga. Saya terjatuh ketika kuda berlari Kenter. Setelah beberapa kali mengitari paddock kuda dengan berlari kenter, kaki saya lepas dari tali di pelana kuda. Refleks saya menarik tali ke belakang, kuda melambat dan saya terpental ke depan
Ketika terjatuh, saya ditolong oleh beberapa orang yang ada di sana saat itu. Antara lain ada Mas Budi, Mas Rambo, dan Mas Adit. Saya langsung dterapi ala gerakan PAZ.
Apa komentar mereka?
“Ini sudah yang ke berapa kali jatuh?” Ya baru kali ini. “Oh, biasa itu. kami ini sudah berkali-kali”
“Tidur saja bisa jatuh, apalagi naik kuda”
Artinya, bagi para penunggang kuda senior, jatuh jadi kuda bukan sesuatu yang perlu ditakutkan. Dan mereka pun tau apa yang harus dilakukan ketika jatuh. Saat itu juga saya bahkan diminta naik lagi, supaya jangan sampai saya dan kudanya trauma. Namun ternyata kuda sudah dibawa kembali ke kandangnya.
Dalam keadaan terbaring sakit, saya membuat tulisan ini. Dengan satu kerinduan, ketika sembuh saya ingin segera naik kuda. Sebab saya yakin, asalnya niatnya baik dan ikhlas, segala hal yang dirasakan hanya akan menambah pahala kebaikan.
