Resume Kajian Kitab At Tibyan
Pertemuan ke-3 (pekan kemarin)
Sabtu, 4 Juni 2022
Pkl 19.30-20.30 WIB👇
Peserta: 117(z)+66(yt)= 183
BAB 4, ADAB PENGAJAR DAN PEMBELAJAR ALQURAN (hal 24-29 pada buku)
▪︎Pentingnya ikhlas sebagai pondasi dari seluruh amal yg kita lakukan.
Ibnul Mubarok: “Betapa banyak amal2 yg kecil di mata manusia, menjadi besar karena niat pelakunya yg berharap pahala dan ridha Allah. Betapa banyak amal2 yg besar di mata manusia, menjadi kecil di hadapan Allah karena salah dlm niat.
Maka dlm hal ini yg paling penting memperbaiki niatnya yaitu para pengajar dan pembelajar alquran. Sebab yg mereka pelajari adalah kitabullah, tentunya pahalanya sangat besar ketika niatnya benar. Tetapi ketika salah niatnya, maka pada akhirnya amal besar ini kecil dan tdk berarti apa2.
▪︎Pentingnya keikhlasan seorang guru dalam mengajar.
Imam An Nawawi: Dan waspadalah dgn sangat waspada: Jika dalam mengajar/menyebarkan ilmu, niatnya adalah semata2 memperbanyak orang yg ikut dengannya dan yg datang kepadanya.
Dia menjadikan standar kesuksesan kalau muridnya banyak, kalau peserta kajiannya banyak. Kalau peserta kajiannya sedikit dia sedih, tidak merasa berhasil, merasa dakwahnya tidak sukses. Jumlah ini penting, tapi bukan segalanya.
Para nabi ada yg dibangkitkan di hari kiamat pengikutnya banyak, seperti nabi Musa dan nabi Muhammad. Tetapi di antara para nabi itu, ada yg dibangkitkan dgn pengikutnya hanya 10 orang, 5 orang, 2 orang, bahkan ada nabi yang dibangkitkan tanpa pengikut sama sekali. Apa terus kemudian para nabi itu gagal dlm menunaikan tugas dari Allah? Tidak. Mereka tetap berdakwah, berjuang dan yang dinilai adalah kesungguhan mereka dlm menyampaikan dakwah itu.
Beralih ke dunia maya. Kita melihat banyaknya followers, komen, seakan2 itu menjadi standar keberhasilan dlm dakwah. Kita diingatkan betul oleh Imam An Nawawi, jangan sampai keberadaan/jumlah manusia itu menjadi standar. Dan juga hati2, jangan sampai dia berkecil hati jika ada di antara muridnya itu belajar pada orang lain, yang mungkin bisa mendapat manfaat dari orang tsb jauh lebih banyak dibanding belajar kepadanya. Tidak perlu berkecil hati. Tetap mengajar, tetap bekerja/berusaha, tetap menyebarkan kebaikan.
Dan sesungguhnya, ikhlas inilah kunci persatuan. Satu orang tokoh bisa menerima kehadiran tokoh yg lainnya. Satu organisasi/lembaga pendidikan bisa menerima kehadiran organisasi/lembaga pendidikan yg lainnya, ketika sudah ada nilai keikhlasan dalam hati mereka. Tapi kalau tidak, yg bermain adalah kepentingan semata. Maka yg terjadi adalah perpecahan. Tidak suka melihat orang/lembaga lain muridnya lebih banyak.
Ini salah satu musibah yang menimpa para guru2 yg bodoh. Ini karena menjadikan jumlah sebagai standar, yang menunjukkan ketidak ikhlasan. Sebaliknya, seharusnya mereka mengatakan pada dirinya, “Saya ingin ketaatan dengan mengajar, dan saya telah mendapatkan itu.”
Maka yg dinilai oleh Allah bukan banyak/sedikitnya yg datang, tapi seberapa besar keikhlasan guru dalam mengajar.
Ali bin Abi Thalib: Wahai para pembawa alquran/ilmu, amalkanlah ilmu kalian itu. Orang yang disebut alim sesungguhnya idalah orang yang mengamalkan apa yg dia ketahui/pelajari dan cocok antara ilmunya dan amalnya. Akan datang suatu kaum, mereka membawa ilmu tetapi ilmu mereka tidak melewati tenggorokan mereka, bertentangan antara amal dan ilmu mereka, berbeda antara batin dan dhohirnya. Mereka duduk di majelis ilmu, tetapi mereka saling membanggakan majelisnya dibanding majelis yg lain. Bahkan sampai ada yg marah kepada muridnya, ketika muridnya belajar kpd guru yg lainnya. Orang2 seperti itu, amalnya tidak akan sampai kpd Allah.
Imam As Syafi’i, “Saya senang orang2 mempelajari ilmu/kitab2 ini dan mereka tidak menyandarkan kpd saya satu hurufpun darinya.”
▪︎Menghiasi Diri dengan Akhlak Terpuji
Sepantasnya bagi seorang guru menghiasi dirinya dengan akhlak yang baik dan terpuji, perilaku yg diridhai, yg Allah tunjukkan untuknya, yaitu berupa menzuhudkan dunia dan tidak terlalu peduli persoalan dunia dan capaian2 penghuninya.
Zuhud adalah meninggalkan segala hal yang tidak bisa diambil manfaatnya untuk akhiratnya. Sedangkan wara’ adalah meninggalkan apa yang dikhawatirkan bahayanya di akhirat.
Bagi para guru, kadangkala yg menjadi masalah itu bukan soal gaji, insentif, ataupun rizki yg sudah ditentukan. Tetapi soal keinginan. Tau tentang fashion, kuliner, jalan2, dan tau tentang macam2 barang2 yang sebetulnya tidak diperlukan. Tapi karena persaingan, melihat orang lain jadi ikut2an. Akhirnya, yang sebetulnya gajinya cukup, menjadi tidak cukup.
Dengan HP dan motor yg sederhana, sebetulnya sudah bisa melaksanakan tugasnya. Dengan mobil yg seadanya, sebetulnya sudah cukup. Cuma karna keinginan, gaya, ingin dianggap kaya akhirnya dia belilah HP nya sampai belasan juta. HP programnya jadi banyak yg nganggur karna memang bukan utk keperluan tapi utk gaya. Di sinilah pentingnya zuhud.
Berusaha utk dermawan, suka memberi, ringan tangan, dan akhlak2 mulia, wajah yg selalu ceria yg tdk sampai mencari muka/perhatian orang lain.
Bersikap lemah lembut, sabar, berusaha melepaskan diri dari matapencaharian yg rendahan. Sebetulnya semua pekerjaan, selama halal, tidak ada yg hina. Hanya saja bagi guru quran, pagi mengajar quran sorenya misalnya jadi badut di jalan, atau jadi satpam diskotik, ini kan tidak sesuai dgn quran yg dia bawa. Adapun ketika mengalami masa sulit sehingga harus seperti itu, kita berusaha utk keluar dari pekerjaan yg tdk terhormat. Begitu juga kalau ada teman yg demikian, kita harus membantu.
Dan hendaklah selalu wara, khusyuk, tenang, punya wibawa, tidak terlalu banyak bermain, menjaga sikap, tawadhu, menundukkan diri, dan menghindari banyak tertawa dan bercanda. Selalu menjaga pekerjaan/aktivitas yg dianjurkan syariat, misalkan membersihkan diri/menghilangkan kotoran (memotong kuku dan rambut). Jangan sampai guru quran compang camping, tidak teratur, hanya pakai kaos, bau, ini tentunya tidak pantas utk posisinya sebagai guru dan menjauhkan murid darinya.
Jangan sampai ada perasaan hasad/dengki, riya, pamer, ujub (merasa diri lebih dan memandang rendah orang lain). Apapun yg dia lakukan, selalu selfi, share dengan niat riya.
Seorang guru hendaknya banyak berdzikir dan merasa selalu diawasi oleh Allah, pada keadaan sepi ataupun ramai, sendiri atau banyak orang. Dan hendaknya sandarannya hanya kpd Allah, agar pembelajaran yg dilakukan berkah. Berkah adalah menempelnya kebaikan pada sesuatu. Ketika kebaikan itu menempel kpd HP, mobil, maka HP dan mobil tsb menjadi berkah.
Begitu juga ketika kebaikan itu menempel kepada kita, seperti kata Nabi Isa, …وَجَعَلَنِی مُبَارَكًا أَیۡنَ مَا كنت , Ya Allah jadikan aku berkah terberkahi di manapun aku berada…(QS. Maryam:31). Kalau kebaikan itu menempel pada diri kita, maka apa yg kita ajarkan kepada murid kita akan bermanfaat bagi hidupnya. Walaupun pertemuannya sebentar, atau materi yg kita ajarkan itu sederhana. Tetapi karena itu berkah, maka akan memberi pengaruh yg luar biasa.
Dan itu kita saksikan terhadap guru2 kita. Ada orang2 yg maa syaa Allah, kita bertemu dgn beliau cuma sebentar, kita belajar dgn beliau hanya 5 atau 10 menit, tetapi 5 atau 10 menit itu menjadi sesuatu yg berharga dalam hidup kita. Itulah berkah. Itulah pentingnya adab kita pelajari, agar berkah itu hadir dalam hidup kita.
Berusaha berbuat baik kpd murid yg kita ajar. Dan seharusnya bagi seorang guru bersikap lemah lembut kpd muridnya, menyambutnya sepenuh hati, dan berbuat kebaikan sesuai dgn keperluan (muridnya) masing2.
“Sesungguhnya manusia akan menjadi pengikut kalian. Akan datang orang2 dari seluruh penjuru bumi, mereka ingin belajar kpd kalian. Kalau mereka datang kpd kalian, berbuat baiklah kpd mereka.” (HR. Tirmidzi)
Wallahua’lam bishshowab.
***
Q&A
Q: Bagaimana menghadapi wali murid yang belum bisa memasrahkan anaknya sepenuhnya kpd pondok/lembaga pendidikan
A: Caranya dgn mengadakan program pembinaan utk wali murid. Di samping itu, pihak lembaga agar terus meningkatkan kualitasnya melalui program2 dsb, sehingga wali murid percaya bahwa kita bisa mendidik anak2 mereka, bahkan lebih baik daripada mereka.
•°•°•°•°•°•°•°•°•
Jangan lupa untuk mengikuti kajian rutin Kitab At Tibyan pertemuan ke-4, in syaa Allah malam ini, Sabtu 11 Juni 2022 pkl 19.30 WIB. Link menyusul.
Baarakallahufikum🌸🌼