“Saya pernah naik kuda sekitar 1,4 meter. Tiba tiba kudanya itu melompat dan saya mencelat ke atas lebih dari 1 meter, lalu jatuh ke tanah dengan kepala jatuh duluan.
Secara normal, orang biasa lehernya sudah patah, begitu pula kaki dan tangannya.
Tapi alhamdulillah saat itu saya tidak apa-apa. Saya langsung loncat dan naik lagi ke punggung kuda.
Saya tidak pernah takut jatuh dari kuda. Yang saya takut itu kalau naik kuda tidak baca bismillah, tidak shalat berjamaah, ketinggalan shalat shubuh berjamaah. Itu yang membuat saya khawatir. Bahaya dan masalah biasanya datang dari situ.
Sementara kalau Allah melindungi, maka bahaya apapun tidak akan terjadi”
Demikian pesan guru saya, Syekh Sufyan Nur Al Banjari Al Makki.
Banyaklah berzikir kepada Allah. bil adzkar tasyriqul anwar wa tuksyaful asraar. Dengan dzikir cahaya akan bersinar dan rahasia-rahasia akan terbuka.
Itulah diantara pesan nasehat guru saya tercinta saat berkunjung ke Ibnu Abbas, Selasa, 19 Februari 2019 yang lalu.
Kehadiran beliau menjadi kebahagian tersendiri. Rizqun la nahtasib. Rezeki yang tidak disangka-sangka. Beliau datang bersama Pak Jamal, guru memanah dan berkuda, dan Ust Darus.
Satu jam bersama beliau terasa sangat berharga, membawa kami mengembara kemana-mana.
Dari tasawuf ke lapangan berkuda, lalu belajar trik memanah, kemudian berbincang tentang hadits.
Saat bertemu guru, bertanyalah, lalu diam.
Dengarkan nasehatnya, sambil sesekali menimpali dengan cerdas untuk memperjelas.
Istilah Abdullah Ibnu Abbas: bilisaanin sa’uul wa qalbin ‘aquul.
Kunci ilmu adalah lisan yang selalu bertanya dan hati yang selalu berfikir.
Dan inilah intisari nasehat-nasehat beliau yang sangat berharga:
Ketika saya bertanya, buku hadits apakah yang sebaiknya saya baca dengan rutin sampai selesai.
Beliau menjawab, “Bacalah kitab Misykatul Mashabih”
Tentang mazhab ulama tentang memanah baca al furusiyah al muhammadiyah karya ibnul qayyim al jauziyyah.”
Ust Sufyan bercerita bahwa pasukan paling hebat dalam memanah adalah pasukan Saljuq. Anak panah mereka mampu menembus baju besi tentara salib.
Rahasianya adalah cara memanah mereka dengan sistem qatrah, yaitu dengan melentingkan busur setelah melepaskan anak panah.
Tentara Turki juga tentara terkuat dalam memanah.
Latihannya menggunakan dengan menarik tali busur panah setiap hari.
Caranya mulai dulu dengan busur panah dengan lbs rendah, dibawah 30 lbs..
Tangan kiri memegang dan tidak boleh gerak.
Tangan kanan menarik tali busur sampai 40 kali dari bibir kanan ke bibir kiri tanpa anak panah.
Setelah itu pindahkan busur panah dari tangan kiri ke tangan kanan.
Latihan seperti itu setiap hari selama 3 tahun setelah. Setelah itu tangan akan kuat menarik busur panah sampai 80 lbs sekalipun.
Latihan berkuda sangat berguna untuk menguatkan jantung.
Saya bertanya lagi tentang kitab-kitab tasauf dan tazkiyah, apa yang sebaiknya saya baca?
“Bacalah kitab-kitab Habib Abdullah Al Haddad” jawab Ust. Sufyan.
Kitab-kitab Al Haddad, kata Ust. Sufyan, adalah perwujudan pesan-pesan ihya ulumiddin dalam bahasa modern dan sesuai dengan kondisi masyarat saat ini. Kitab-kitab Al Haddad pun fokus pada amalan aplikatif tanpa disibukkan oleh mantiq dan filsafat. Sementara kitab Ihya Ulumiddin masih banyak membahas itu.
Kitab yang sangat bagus juga adalah kitab Sa’id Hawa, Tarbiyatuna Ar Ruhiyah.
Dalam perjalanan ruhiyah itu kita mungkin akan melihat tanda-tanda yang bermacam-macam. Tahan dan jangan bercerita apa pun. Bercerita tentang hal-hal luar biasa dalam perkara ini adalah tanda kelemahan jiwa.
Dan banyak lagi nasehat lainnya.
Benar sekali, sekali pertemuan dengan guru sama dengan membaca banyak buku