Kita merasakan atau tidak, sesungguhnya anak-anak kita selalu memperhatikan kita dengan saksama. Anak hanya meniru apa yang ia lihat di sekelilingnya. Baginya, orang tua adalah contoh terbaik bagaimana caranya hidup. Dia pun ingin eksis, sebagaimana orang tuanya.
Teladan adalah metode pendidikan yang sangat berpengaruh dalam hal akhlak, psikologis, dan sosial. Bila orang tua dan pendidiknya jujur, terpercaya, pemurah, dan pemberani, maka anak akan tumbuh dengan kejujuran, sifat amanah, pemurah, dan keberanian.
Sementara bila orang tua dan pendidikanya suka berbohong, berkhianat, bakhil, dan pengecut, maka sang anak pun akan tumbuh dalam kebohongan, penghianatan, kebakhilan, dan kepengecutan.
Orang tua yang menjadi qudwah akan lebih memiliki wibawa di dalam perintah-perintahnya. Sebaliknya, seribu peringatan bapak untuk tidak merokok, hanya akan menjadi sia-sia ketika anak mendapatkan peringatan itu dalam keadaan merokok. Kata-katanya menjadi tidak berarti sama sekali.
Keteladananlah yang membuat kata-kata memiliki kekuatan
Karena anak menjadi peniru yang paling jitu dan suka melakukan sesuatu dengan spontan, maka muncullah pepatah, “Al Waladu Sirru Abawaihi” Anak adalah rahasia kedua orang tua. Kebiasaan orang tua yang tidak dilihat banyak orang tampak dengan jelas dari perilaku dan kebiasaan anak.
Mau lihat bagaimana orangtuanya, lihatlah anaknya 😀
(di sini kadang kadang saya merasa malu sendiri)