Sebuah Cerita Tentang Kota Palu

Kota Palu, tempat saya dulu menuntut ilmu. Bahkan hinggi kini. Bersama para guru tercinta, teristimewa Habib Saqqaf bin Muhammad Al Jufri. Semoga Allah selalu melindungi beliau.

Kota Palu, sumber mata air pendidikan yang aliran mengalir deras hingga ke pelosok-pelosok kota di Indonesia Timur. Sebagai salah seorang Abnaul Khairaat, Kota Palu menjadi tujuan utama untuk menapak ilmu dan perjuangan Guru Tua, Habib Idrus bin Salim Al Jufri.

Gempa 7,7 SR hari Jumat yang lalu, membuka lembaran baru cerita kehidupan kota Palu.

“Alhamdulillah saya selamat. Putri saya dan bapaknya kemungkinan sudah menghadap Rabbnya, tertimpa reruntuhan bangunan. Mereka berdua berada di rumah saat saya pergi mengajar. Saat ini rumah saya sudah rata dengan tanah” cerita seorang teman.

“Alhamdulillah kami sekarang mengungsi di atas gunung bersama ribuan pengungsi lainnya” cerita teman lainnya

“Tolong ibu saya belum ketemu. Siapa yang punya info segera menyampaikan ke saya” tutur seorang warga

“Rumah kami hancur parah. Lantainya terbelah, beberapa bagian runtuh” ujar seorang keluarga.

Demikian pesan yang masuk setiap hari dari para teman, adik-adik kelas, dan juga keluarga, setelah sebelumnya koneksi terputus, listrik padam, ditambah kepanikan yang menghujam.

Ratusan korban jiwa tertimpa reruntuhan, puluhan orang orang yang belum ditemukan, sementara yang masih selamat berada di tenda-tenda pengungsian. Hingga kini banyak teman saya yang belum ada info, masihkah ia hidup ataukah sudah berpulang ke hadirat Rabbnya.

Seakan fiksi, tapi kenyataan yang ada benar-benar nyata di depan mata.

Ya Allah, apa yang bisa saya lakukan untuk mereka…!

Ya Allah, pertemukanlah saya dengan hamba-hambaMu yang penyayang, yang mau untuk ikut peduli dengan nasib saudara mereka di sana…

Leave A Reply

Navigate