> وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ
> “Dan hendaklah kamu memohon ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepadaNya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada setiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) atas keutamaannya.” (Hud: 3)
Istighfar bukan sekadar ucapan maaf dari lisan yang lelah, tapi pintu pembuka segala kebaikan yang tertutup karena dosa. Para ahli tafsir sepakat bahwa istighfar adalah kunci perubahan — perubahan nasib, rezeki, dan ketenangan hidup.

Ayat ini datang dengan janji luar biasa: siapa yang memohon ampun dan bertaubat, Allah akan memuliakannya dengan “mataa’an hasanan” — kehidupan yang baik, penuh kelapangan dan keberkahan.
1. Istighfar: Jalan Menuju Kenikmatan Dunia yang Baik
Imam AnNasafi menjelaskan bahwa ayat ini adalah seruan untuk bertauhid dan meninggalkan dosa.
Siapa yang menempuh jalan istighfar dan taubat, maka Allah akan “memanjangkan manfaat hidupnya di dunia dengan kenikmatan yang baik, rezeki yang lapang, dan kehidupan yang tenteram.”
Artinya, istighfar bukan hanya menghapus dosa, tapi memperpanjang kenikmatan hidup dengan cara yang diridhai Allah — dari kebahagiaan hati sampai keberkahan harta.
قال النسفى فى تفسيره
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ (3)
{وَأَنِ استغفروا رَبَّكُمْ} أي أمركم بالتوحيد والاستغفار {ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ} أي استغفروه من الشرك ثم ارجعوا إليه بالطاعة {يُمَتّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا} يطوّل نفعكم في الدنيا بمنافع حسنة مرضية من
هود (3 _ 7)
عيشة واسعة ونعمة متتابعة {إلى أَجَلٍ مُّسَمًّى} إلى أن يتوفاكم {وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ} ويعط في الآخرة كل من كان له فضل فى العلم وزيادة فيه جزاء فضله لا يبخس منه شيئاً
2. Istighfar: Menenangkan Jiwa dan Melapangkan Rezeki
Menurut Al‘Izz bin Abdus Salam, “kenikmatan yang baik” bisa berarti dua hal:
Sempitnya dunia tapi hati lapang dengan ridha dan sabar,
Atau lapangnya dunia dengan rezeki yang halal dan hati yang tenang.
Imam Sahl menambahkan, kenikmatan itu juga bisa berarti “meninggalkan makhluk dan kembali hanya kepada Allah.”
Jadi, istighfar mengantar manusia keluar dari kegelisahan dunia menuju ketenangan bersama Allah.
3 – {وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ} مما سلف ثم توبوا إليه في المستأنف متى وقعت منكم ذنوب، أو قدّم الاستغفار، لأنه المقصود وأخّر التوبة لأنها سبب إليه. {مَّتَاعاً حَسَناً} في الدنيا بطيب النفس وسعة الرزق، أو بالرضا بالميسور والصبر على المقدور، أو بترك الخلق والإقبال على الحق قاله سهل رضي الله تعالى عنه {أَجَلٍ مُّسَمًّى} الموت، أو القيامة، أو وقت لا يعلمه إلا الله – تعالى – ” ع ” {وَيُؤْتِ كُلَّ ذي فضل فضله} يهديه إلى [87 / ب] العمل الصالح ” ع “، أو يجزيه به في الآخرة
3. Istighfar dan Taubat: Dua Sayap yang Membuka Jalan Rezeki
Imam AsySyaukani menafsirkan bahwa istighfar adalah memohon ampun dari dosa masa lalu, sementara taubat adalah kembali dari dosa yang mungkin terjadi di masa depan.
Ada ulama yang berkata, “Istighfar untuk dosa kecil, dan taubat untuk dosa besar.”
Asy Syaukani menegaskan, Allah menjanjikan dua hadiah bagi yang beristighfar:
1. Mataa’an hasanan — kenikmatan yang baik dan berkah di dunia.
2. Yukti kulladzi fadhlin fadhlah — balasan penuh bagi setiap orang yang berbuat baik, di dunia maupun di akhirat.
اسْتَغْفِرُوا مِنْ سَالِفِ الذُّنُوبِ ثُمَّ تُوبُوا مِنْ لَاحِقِهَا وَقِيلَ: اسْتَغْفِرُوا مِنَ الشِّرْكِ ثُمَّ ارْجِعُوا إِلَيْهِ بِالطَّاعَةِ. قَالَ الْفَرَّاءُ: ثُمَّ: هَاهُنَا بِمَعْنَى الْوَاوِ، أَيْ: وَتُوبُوا إِلَيْهِ، لِأَنَّ الِاسْتِغْفَارَ هُوَ التَّوْبَةُ، وَالتَّوْبَةُ هِيَ الِاسْتِغْفَارُ وَقِيلَ:
إِنَّمَا قُدِّمُ ذِكْرُ الِاسْتِغْفَارِ لِأَنَّ الْمَغْفِرَةَ هِيَ الْغَرَضُ الْمَطْلُوبُ، وَالتَّوْبَةُ هِيَ السَّبَبُ إِلَيْهَا، وَمَا كَانَ آخِرًا فِي الْحُصُولِ كَانَ أَوَّلًا فِي الطَّلَبِ وَقِيلَ: اسْتَغْفِرُوا فِي الصَّغَائِرِ وَتُوبُوا إِلَيْهِ فِي الْكَبَائِرِ ثُمَّ رَتَّبَ عَلَى مَا تَقَدَّمَ أَمْرَيْنِ الْأَوَّلُ:
يُمَتِّعْكُمْ مَتاعاً حَسَناً أَصْلُ الْإِمْتَاعِ: الْإِطَالَةُ، وَمِنْهُ أمتع الله بك فمعنى الآية: بطول نَفْعَكُمْ فِي الدُّنْيَا بِمَنَافِعَ حَسَنَةٍ مَرْضِيَّةٍ مِنْ سَعَةِ الرِّزْقِ وَرَغَدِ الْعَيْشِ إِلى أَجَلٍ مُسَمًّى إِلَى وَقْتٍ مُقَدَّرٍ عِنْدَ اللَّهِ وَهُوَ الْمَوْتُ وَقِيلَ: الْقِيَامَةُ وَقِيلَ: دُخُولُ الْجَنَّةِ وَالْأَوَّلُ أَوْلَى. وَالْأَمْرُ الثَّانِي: قَوْلُهُ: وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ أَيْ: يُعْطِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فِي الطَّاعَةِ وَالْعَمَلِ فَضْلَهُ: أَيْ: جَزَاءَ فَضْلِهِ، إِمَّا فِي الدُّنْيَا، أَوْ فِي الْآخِرَةِ، أَوْ فِيهِمَا جَمِيعًا، وَالضَّمِيرُ فِي فَضْلِهِ رَاجِعٌ إِلَى كُلِّ ذِي فَضْلٍ وَقِيلَ: رَاجِعٌ إِلَى اللَّهِ سُبْحَانَهُ عَلَى مَعْنَى: أَنَّ اللَّهَ يُعْطِي كُلَّ مَنْ فُضِّلَتْ حَسَنَاتُهُ فَضْلَهُ الَّذِي يَتَفَضَّلُ بِهِ عَلَى عِبَادِهِ.
4. Istighfar Mengundang Rahmat, Bukan Sekadar Menghapus Dosa
Dalam Safwatut Tafasir, AsSabuni menulis bahwa Allah menjanjikan:
> “Barang siapa yang memohon ampun dan meneguhkan taubat, Allah akan melapangkan kehidupannya dengan rezeki yang baik, hidup yang nyaman, dan balasan terbaik bagi amalnya.”
Ini berarti: istighfar bukan sekadar melupakan dosa, tapi membangun masa depan baru — dunia yang lebih lapang, hati yang lebih ringan, dan hubungan yang lebih dekat dengan Allah.
{وَأَنِ استغفروا رَبَّكُمْ ثُمَّ توبوا إِلَيْهِ} أي استغفروه من الذنوب وأخلصوا التوبة واستقيموا عليها بالطاعة والإِنابة {يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعاً حَسَناً} أي يمتعكم في هذه الدنيا بالمنافع الجليلة من سعة الرزق، ورغَد العيش {إلى أَجَلٍ مُّسَمًّى} أي إِلى وقتٍ محدَّد هو انتهاء أعماركم {وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ} أي ويعطي كل محسنٍ في عمله جزاء إحسانه
Maka, bukalah jalan dengan istighfar.
Saat segala urusan tampak buntu, rezeki seret, hati gelisah, atau jalan terasa tertutup — perbanyaklah istighfar.
Karena bukan hanya pintu ampunan yang terbuka,
tapi juga pintu rezeki, ketenangan, dan arah hidup yang lebih terang.
> “Barang siapa yang melazimkan istighfar, Allah akan jadikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitan,
> dan rezeki dari arah yang tidak disangkasangka.” (HR. Ahmad)
Setiap Astaghfirullah adalah langkah kecil yang membuka jalan besar.
Jalan menuju keberkahan, ketenangan, dan cinta Allah.
Dari istighfar kita buka jalan menuju harapan dan cita cita
