Tadabbur Ramadhan
(1)
Kabar Dari Langit
تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ
Yaassin: 5.
“(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang”
Inilah Al Quran, rangkaian kata yang langsung turun dari langit, tertulis nyata di lembaran yang terjaga. Lembaran-lembaran suci yang hanya bisa disentuh oleh malaikat-malaikat yang suci. Diturunkan sebagai wahyu dari Zat Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, disampaikan oleh penghulu malaikat yang kuat dan terpercaya, kepada Sang Nabi mulia dan terpuji di seluruh penjuru alam semesta.
Inilah Al Quran, wujud kasih sayang Allah Ta’ala yang Maha Perkasa kepada manusia-manusia yang lemah dan terdaya. Ia hadir agar makhluk-makhluk yang lemah itu menjadi kuat dengan mengamalkan pesan-pesan suci yang ada.
Ajaib, makhluk yang tak berdaya itu diberi kekuatan untuk membaca dan memahami kata-kata yang perkasa, padahal sesungguhnya ia sangat berat sampai mampu menghancurkan gunung berkeping-keping. Sangat beruntung, hati orang-orang beriman diberi kemampuan untuk menghimpunnya, menyimpannya, lalu memikulnya kemana-mana.
Namun kesadaran itu ternyata sangat mahal, sehingga kita belum mampu merasakan getaran-getaran ayat suci yang mampu membuat orang-orang berilmu tersungkur jatuh sambil menangis tersedu-sedu
قُلْ اٰمِنُوْا بِهٖٓ اَوْ لَا تُؤْمِنُوْاۗ اِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهٖٓ اِذَا يُتْلٰى عَلَيْهِمْ يَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ سُجَّدًاۙ وَّيَقُوْلُوْنَ سُبْحٰنَ رَبِّنَآ اِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُوْلًا وَيَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ يَبْكُوْنَ وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعًا ۩
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur’an) atau tidak usah beriman (itu sama saja bagi Allah)! Sesungguhnya orang-orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur’an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah (dengan) bersujud.” Mereka berkata, “Mahasuci Tuhan kami. Sesungguhnya janji Tuhan kami pasti terlaksana.” Mereka menyungkurkan wajah seraya menangis dan ia (Al-Qur’an) menambah kekhusyukan mereka. (QS. Al Isra’: 107-109)
Mengapa mereka jatuh tersungkur? Sebab ada iman di dalam mereka.
Kita beriman atau tidak, Al Quran tetaplah Al Quran. Itulah wahyu Allah yang hadir sebagai petunjuk kepada umat manusia. Iman kepada Al Quran adalah pembuka potensi yang terpendam.
Ketika ia bertemu hati yang berilmu, maka akan semakin kayalah ilmu itu. Ketika ia bertemu hati penuh cinta, maka ia akan menyirami hati itu sehingga cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan lingkungan semakin mekar. Ketika ia bertemu jiwa-jiwa pemberani, maka keberanian itu semakin membaja.
Maka mekarlah hati para sahabat-sahabat yang mulia dengan Al Quran itu sesuai potensi mereka masing-masing. Maka hadirlah para panglima, para negarawan, para ksatria yang hebat, para bisnisman yang merajai pasar, para ilmuan polimatik, dan orang-orang hebat lainnya.
Di siang hari mereka adalah raksasa di bidangnya masing-masing, di malam hari mereka tunduk sebagai hamba tak berdaya di hadapan Rabbnya.
Namun, ketika ia bertemu dengan hati-hati yang tidak percaya dan penuh aniaya, maka yang terjadi hati itu akan semakin beku dan menderita. Ada penderitaan luar biasa saat cahaya itu menyilaukan mata yang telah terbiasa dengan kegelapan, dan ingin tetap berada dalam kegelapan.
Orang-orang yang tidak percaya itu berteriak-teriak agar jangan sampai mereka mendengarkan Al Quran, mereka menjauhkan diri agar tidak mendengarkan kata-kata mulia itu, yang membuat jiwa mereka sakit dan berada dalam azab yang pedih.
Iman yang kuat kepada wahyu yang mulia, itulah magnet yang menarik kemuliaan Al Quran itu dapat menghampiri kita. Tilawah kita mungkin belum terlalu banyak, apalagi tadabbur dan membaca tafsirnya.
Tapi keimanan itu usahakan benar-benar penuh, sehingga kita masih memberi kesempatan kata-kata mulia itu mengubah diri kita menjadi lebih baik.
Inilah saatnya kita berusaha lebih dekat dengan kitab suci pusaka kesuksesan yang mulia itu. Berawal dari menata keyakinan kepada pesan-pesan ilahi dalam Al Quran, kita lanjutkan dengan tilawah dengan menghadirkan sepenuh pikiran dan perasaan.
Orang paling beruntung di bulan ini adalah orang yang paling banyak meluangkan waktunya bersama Al Quran. Dengan selalu menghadirkan keyakinan, bahwa inilah karunia mukjizat kalamullah yang diturunkan khusus untuk kita.