Semua Imam Qiraat sepakat bahwa Surat Al Fatihah terdiri dari 7 ayat. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Hijr dengan istilah: “As Sab’ul Matsâni”
Tapi dari 10 imam Qiraat itu, yang memasukkan kalimat Bismillahirrahmanirrahim sebagai ayat pertama Surat Al Fatihah cuma dua, yaitu Imam Abdullah Ibnu Katsir Al Makki (wafat 120 H) dan Imam ‘Ashim bin Abin Najūd Al Kūfi (wafat 127 H).
Selain beliau berdua, imam Qiraat lainnya meriwayatkan kalimat Alhamdulillâhirabbil ‘Alamīn sebagai ayat pertama, Arrahmanirrahim ayat kedua, dan seterusnya.
Ayat keenam : Shirâthalladzīna An’amta ‘alahim
Ayat ketujuh : Ghairil Maghdhubi ‘Alaihim Waladhdhâllīn.
Imam Asy Syafi’i (wafat : 204 H) sejak kecil di Mekah menghafal dan membaca Al Qur’an sesuai riwayat Ibnu Katsir Al Makki, yang shalat dengan membaca Basmalah.
Sementara Imam Malik ( wafat : 174 H) shalat dan tilawah dengan Qiraat Imam Nâfi’ (wafat 169 H), yang shalat dengan tidak membaca Basmalah.
Ternyata ini punya pengaruh dalam pilihan pendapat mazhab fiqih: Basmalah termasuk Al Fatihah atau tidak.
Imam Syafi’i berpendapat harus Basmalah salah satu ayat Surat Al Fatihah: baik dibaca Sirr maupun Jahr.
Sementara Imam Malik berpendapat tidak perlu baca Basmalah, baik Sirr maupun Jahr.
Terlepas dari perbedaan mazhab fiqih, saya sendiri kalau shalat dengan Qiraat Ashim dan Ibnu Katsir, membaca Basmalah dengan suara keras.
Sementara kalau shalat dengan Qiraat Imam Nâfi’, Abu Ja’far, dan lainnya, langsung mulai dengan ayat Alhamdulillâhirabbil’Alamīn dan membaca Basmalah dengan suara pelan.
Ini untuk menegaskan dan membedakan mana Imam yang meriwayatkan Basmalah sebagai bagian dari Al Fatihah dan mana yang tidak.
Wallahu A’lam
Demikian petikan obrolan bersama istri sore ini menjelang Maghrib.
Semoga bisa bermanfaat bagi yang bertanya dan bagi yang membaca.