
“Pada hari itu banyak wajah yang berseri-seri, merasa puas karena usahanya.”
(QS. Al-Ghasyiyah: 8–9)
Hari itu akan datang. Hari ketika semua tabir dibuka dan semua amal diperlihatkan. Hari ketika penyesalan dan kebahagiaan bukan lagi soal perasaan, tapi menjadi kenyataan. Dan di antara semua manusia, ada wajah-wajah yang berseri-seri. Bukan karena dunia yang mereka tinggalkan, tapi karena amal yang akhirnya diterima.
Para ulama menjelaskan bahwa wajah-wajah itu menampakkan keridhaan dan kebahagiaan. Mereka ridha terhadap amal mereka sendiri—bukan karena sempurna, tapi karena Allah telah menerimanya. Kata “radhiyah” sebagai ekspresi dari kepuasan batin yang sempurna—kebahagiaan yang tidak bisa lagi dibandingkan dengan apa pun di dunia.
Ini adalah ayat yang mengajarkan harapan. Bahwa kerja keras, sabar, lelah, dan semua pilihan hidup yang kita tempuh karena Allah, tidak akan sia-sia. Ada hari ketika semua itu akan disambut dengan senyum. Bukan senyum manusia, tapi senyum dari langit: wujud penerimaan dari Allah.
Dan kita perlu membayangkan:
Bagaimana jika wajah kita adalah salah satu dari wajah-wajah itu?
Bagaimana jika saat bertemu Allah nanti, kita tidak hanya selamat… tapi juga disambut dengan cinta?
Ayat ini mengajarkan bahwa amal yang diterima akan membahagiakan pelakunya, bukan hanya karena hasilnya besar, tapi karena Allah ridha terhadap niat dan perjuangannya. Maka hari ini, yang perlu kita jaga bukan hanya seberapa banyak kita berbuat, tapi apakah kita terus meluruskan niat dan menjaga ketulusan.
Karena akan datang saatnya,
ketika semua letih terbayar,
dan semua air mata berubah menjadi cahaya di wajah.
Dan itulah hari kemenangan.
Hari ketika wajahmu bersinar, karena Allah memandang dengan penuh ridha.