“Siapa yang beramal saleh—baik laki-laki maupun perempuan—sedang ia beriman, maka sungguh Kami akan anugerahkan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An-Nahl: 97)
Bahagia itu bukan tentang apa yang tampak di luar: bukan soal banyaknya angka di rekening, bukan soal sorakan atau sorotan. Bahagia adalah apa yang hidup di dalam dada: hati yang tenang, jiwa yang cukup, dan langkah yang yakin bahwa Allah melihat dan membalas setiap kebaikan.
Para ulama menyatakan bahwa hidup yang baik itu adalah hati yang tenang, jiwa yang tenteram, dan rezeki yang halal. Artinya meskipun tubuh lemah dan harta sedikit, namun ketika ridha kepada Allah mengisi ruang hati, itulah hakikat hidup yang baik.
Jadi, jika hidup terasa sepi, jangan buru-buru merasa gagal. Bisa jadi Allah sedang menenun makna, merangkai cerita, merencanakan sesuatu yang lebih indah dari apa yang kita kira. Sebab hidup yang baik bukan soal seberapa banyak kita genggam, tapi seberapa kuat kita percaya dan seberapa tulus kita berjalan.
Teruslah beramal saleh, meski kecil. Teruslah beriman, meski sunyi. Karena Allah menjanjikan: ketenangan, keberkahan, dan kebahagiaan, akan selalu dimiliki oleh orang-orang yang berbuat baik. Mungkin sedikit tertunda di dunia, tapi pasti akan datang sesuai janjiNya.