Sendiri Di Tengah Keramaian

Di tengah keriuhan grup grup WA dan media sosial, kita tetap sendiri. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, kita pun tetap sendiri.

Dengan perasaan, pemikiran, takdir, dan jalan hidup kita sendiri.

Beruntung kita punya Al Quran yang jadi pedoman, dan Rasulullah yang menjadi tuntunan, dalam menjalani kesendirian itu.

Kelak kita pun akan mati sendiri, kembali kepada Allah sendiri, dan mempertanggungjawabkan amal di hadapanNya sendiri-sendiri

{ وَكُلُّهُمۡ ءَاتِیهِ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ فَرۡدًا }

“Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat”  [Surat Maryam: 95]

Anak, istri, suami, sahabat, dan lainnya hanya pemeran pembantu. Aktor utama adalah diri sendiri dalam film kehidupan kita pribadi.

Segala potensi, fasilitas, kelebihan, dan kekurangan yang kita miliki saat ini, adalah bekal kita untuk menjalani jalan hidup kita sendiri.

Sebagaimana karunia Allah yang diberikan kepada orang lain, adalah bekal untuk menjalani kehidupan mereka sendiri.

Ketika ada kelebihan dari orang lain, dan tidak kita miliki, mungkin karena kita tidak memerlukan bekal itu untuk menjalani hidup kita sendiri.

Kalau kita perlu dan tetap pengen, minta Sang Maha Pemberi untuk memberi kita bagian dari karunia itu.

Kenapa harus hasad? Kita semua hanya penerima karunia.

Punya kepentingan sendiri? Mintalah kepada Pemilik seluruh karunia itu…

Leave A Reply

Navigate