Kenangan dan Mimpi

Kenangan dan Mimpi

Saya mendapati, kedua hal ini: Kenangan dan Mimpi, menjadi penjaga motivasi dan kebahagiaan yang paling kuat.

Sedalam apa kita mampu menancapkan kenangan dan mimpi itu di dalam hati kita dan orang lain, maka sekuat itu pula kita akan mampu bertahan. Itulah tali yang akan terus menggiring, dan pagar yang selalu menjaga, agar tetap fokus sampai akhir.

Keterampilan memandang jauh ke depan dan juga jauh ke belakang, ternyata menjadi senjata terbaik menghadapi saat ini.

Kenang dan bermimpilah sesaat…

***

Misalnya tentang keluarga.

Ada saatnya, mungkin kita pernah sempat merasakannya, hilangnya gairah dan semangat antara suami dan istri. Hidup tak punya api, tak ada lagi semangat yang meletup-letup di dalam hati; tentang harapan, tentang kerja, atau pun tentang cinta kasih. Semua berjalan sebagai rutinitas yang tanpa arti.

Di saat seperti ini, yang perlu dikuatkan adalah kenangan dan juga harapan.

Yaitu kenangan tentang awal berumah tangga dulu, bagaimana perjuangan mendapatkan hingga akhirnya bertemu. Bagaimana saat menjalani masa-masa awal itu, yang menceritakan banyak hal tentang ketulusan, pengorbanan, dan seringkali mempertemukan antara tangis dan senyuman.

Tentang harapan yang jauh ke depan. Yang sempat terucap dalam doa, atau dalam obrolan-obrolan singkat penuh canda.

Kalau pun harapan itu belum sempat terpikirkan, ingatlah anak adalah tumpuan harapan yang paling penting untuk dijaga. Biarlah kita sebagai orang tua tak menjadi apa-apa, tetapi anak-anak ini harus dibimbing dan ditemani agar menjadi sesuatu yang berharga.

Mengobrol berdua, dan hanya berdua, barangkali menjadi satu sarana penting untuk menghadirkan kembali kenangan dan harapan antara suami dan istri yang mungkin sudah mulai redup ini.

***

Juga misalnya tentang kerja….

Sebagai guru atau pengelola lembaga pendidikan, kadang rasa ini kerap juga menghampiri. Sebuah rutinitas yang akhirnya membosankan. Mengapa? Karena kehilangan ruhnya, kehilangan semangat dan motivasinya.

Dalam keadaan seperti ini: Kenangan dan harapan kembali bisa penawar.

Kenangan tentang perjuangan dan awal mula dulu bergabung ke lembaga ini . Perjuangan saat merintis dan menegakkan pilar-pilarnya agar sekolah ini tegak berdiri. Kenangan tentang kebersamaan, rapat-rapat sampai larut malam, ikrar dan komitmen yang pernah terucap. Semua itu semoga dapat membangkitkan kembali sebuah rasa yang mungkin terkubur oleh padatnya rutinitas.

Pun tentang mimpi masa depan. Bahkan tentang khayalan puluhan tahun mendatang tentang apa yang kita harapkan dari lembaga yang kita perjuangkan ini. Khayalan yang tak hanya angan-angan, tapi menjadi harapan yang kuat tentang sebuah hadiah persembahan untuk bangsa, dengan hadirnya anak-anak yang kokoh dalam ilmu dan akhlaknya.

Saya memperhatikan banyak orang-orang yang sudah wafat, mereka menjaga motivasi para murid dan pengikutnya untuk meneruskan perjuangan, dengan menancapkan imajinasi dan harapan masa depan dengan sangat kuat dan nyata dalam pikiran dan hati orang orang setelahnya.

Banyak para ayah yang mampu membuat mereka hidup di hati anak-anaknya, walaupun sudah berkalang tanah berpuluh puluh tahun lamanya, sebab ia telah membuat sebuah kenangan yang tak terlupa, dan mampu mewariskan mimpi dan harapan masa depannya.

 

***

Kalau pun untuk saat ini, saya dan Anda belum bisa menjadikan kekuatan  kenangan dan harapan itu sebagai warisan, paling jangan sia-siakan kedua kekuatan ini untuk diri sendiri.

Saya suka membaca buku-buku dan juga menonton film-film biografi tokoh. Satu kesamaan yang saya dapatkan, ternyata para tokoh ini adalah para pengkhayal ulung. Yang mampu menghadirkan puluhan tahun masa depannya seakan hadir di depan matanya. Lalu mereka bekerja keras untuk mewujudkan khayalan itu.

HOS Oemar Said Tjokroaminoto begitu, Soekarno begitu, Hatta begitu, Abdurrahman Ad Dakhil begitu, Bruce Lee begitu, Ertughrul Ghazi begitu, dan para legenda lainnya juga begitu.

Rasa-rasanya kita perlu satu waktu khusus untuk menyendiri, menengok jauh ke belakang dan memandang jauh ke depan, memikirkan kembali tentang beragam pahit getir dan suka duka kenangan hidup, lalu memberanikan diri untuk mengkhayal, bermimpi, dan berimajinasi, tentang masa depan yang kita inginkan.

Barangkali itulah yang kita perlukan saat ini, menjadi booster motivasi untuk bergerak lebih jauh dan melompat lebih tinggi lagi…

Leave A Reply

Navigate