“Apa yang terjadi saat ini, akan menjadi sejarah penting di hari esok. Seperti NU dan Muhammadiyah yang dulu mungkin diawali dengan rapat-rapat kecil seperti ini, tapi sekarang menjadi organisasi besar yang memberi banyak manfaat”
“Apalagi Forum Ma’ahid Quran Indonesia, yang mengumpulkan pondok-pondok yang punya kecenderungan terhadap pendidikan berbasis Al Quran yang sama, terhitung pertama di Indonesia. Melalui forum ini maju bersama baik dalam tahfiz dan pendidikan Al Quran. Kita saling bersinergi, koordinasi, dan komunikasi antar lembaga pendidikan Al Quran, kuat di bidang Al Quran dan juga pemberdayaan ekonomi pesantren”
Itulah di antara petikan nasehat Ust. Syihabuddin Abdul Mu’iz, Al Hafizh, Ketua Dewan Pembina Formaqin pada acara Family Gathering dan Musyawarah Tinggi Forum Ma’ahid Quran Indonesia di Sakura Hills, Tawangmangu, Karangnyar, 27 Juni 2022.
Untuk selengkapnya, izinkan saya bercerita sekilas tentang kegiatan ini.
Ahad-Senin, tanggal 26-27 Juni 2022/26-27 Dzul Qa’dah 1443, alhamdulillah para asatidzah Dewan Pembina dan Pengurus berkenan meluangkan waktu untuk hadir Sakura Hills, Gondosuli, Karanganyar. Dalam waktu kurang lebih 20 jam, alhamdulillah banyak hal yang bisa kami koordinasikan dalam menyiapkan fondasi organisasi yang masih baru ini, agar lebih mantap melangkah ke depan bersinergi mengusung pendidikan Al Quran Indonesia.
Kedatangan
Hari Ahad, 26 Juni 2022, sekitar jam 18.00, para peserta mulai banyak hadir di ruang penginapan Sakura Hills. Ada yang sudah datang sebelumnya agar masih sempat jalan-jalan menikmati suasana negeri matahari terbit, di taman Sakura Hills ini.
Malam itu malam yang hebat. Hujan turun dengan deras, dengan jalan yang ditutupi kabut tebal. Ditambah lagi dengan jalan Cemoro Kandang yang menanjak dan terjal. Ramai kendaraan akhir pekan membuat suasana semakin riuh, terutama di sekitar Pasar Tawangmangu.
Bagi kami yang biasa tinggal di tempat berhawa panas, agak perlu waktu untuk menyesuaikannya dengan dinginnya malam di tengah hutan milik Perhutani itu. Hutan yang telah disulap menjadi sepotong surga, dengan kehadiran villa dan taman-taman yang indah di sana.
Beruntung makan malam sudah siap. Di tengah aula Sakura Hills yang terbuka, kami berkumpul untuk malam bersama dengan seluruh keluarga Dewan Penasihat dan Dewan Pengurus yang sempat hadir.
Curah Gagasan dan Evaluasi Program Kerja
Tanpa menunggu esok hari, malam itu kami segera tancap gas mulai membahas program. Hadir bersama kami: Ust Abdurrahim (Pondok Pesantren Salman Al Farisi) dan Ust Syihab (Pondok Pesantren Isy Karima dari Dewan Pembina, kemudian ada Ust Abu Hurri Al Qasimi, Ust Asep Maulana, Ust Yahya Setiawan, Ust Surya Andikusumo, Ust. Agus Saripudin, Ust Arianto, dan Ust Sanif Alisyahbana.
Ust Surya Andikusumo, selaku sekretaris Formaqin, membuka acara dan mempersilahkan Ust. Asep Maulana untuk tilawah Al Quran. Semua mendengarkan dengan fokus dan syahdu lantunan Surat Asy Syura 36-44 yang beliau baca. Setelah tilawah, saya diminta Ust Surya untuk memimpin acara koordinasi.
Kesempatan pertama saya berikan kepada Ust Abdurrahim Ba’asyir, yang menekankan tentang pentingnya keikhlasan dalam hal apa pun, terutama dalam mengurus organisasi yang berhubungan dengan pendidikan Al Quran. Beliau mengingatkan tentang harapan besar dari masyarakat kepada pondok pesantren sebagai benteng terakhir pertahanan umat.
Beliau juga menekankan tentang pentingnya bersungguh-sungguh dalam melakukan apa pun, berusaha bekerja dengan maksimal dan profesional atas setiap tugas dan amanah yang diberikan. Kemudian berusaha untuk selalu semangat dalam menunaikan tanggung jawab. Insya Allah ketiga hal ini: keikhlasan, kesungguhan, dan semangat, tegas Ust Iim, akan menjadi pintu pembuka berbagai petunjuk, ide, gagasan, dan inovasi.
Kesempatan berikutnya saya persilahkan kepada Ust Syihabuddin Abdul Mu’iz yang menekankan tentang hadits Rasulullah: Lâ Hasada illa fitsnataini. Janganlah berharap nikmat Allah yang diberikan kepada orang lain kecuali pada dua orang: yaitu pada orang yang Allah beri quran, lalu dia membacanya siang dan malam, dan pada orang yang beri harta, lalu dia menginfakkan harta itu siang dan malam.
Ust Syihab mengingatkan tentang pentingnya mengelola pendidikan berbasis Al Quran dan sumber daya ekonomi berbasis pesantren. Untuk ke depan, beliau berharap, Formaqin bisa memegang peran sinergi dan koordinasi dalam menguatkan pengelolaan pendidikan dan ekonomi pesantren ini.
Setelah arahan dari kedua Dewan Pembina ini, kami pun mulai berdiskusi terkait pembenahan struktur organisasi yang kami fokuskan pada empat bidang garapan utama: Bidang Pendidikan, Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia, Bidang Ekonomi dan Usaha, dan Bidang Humas dan Media.
Kami berusaha untuk membuat pemetaan potensi pondok yang ada saat ini, menganalisis tingkat kebutuhan yang paling diperlukan, dan mencanangkan program untuk memenuhi kebutuhan pesantren, minimal yang saat ini terdaftar sebagai anggota, sesuai kapasitas yang dimiliki Formaqin sebagai forum komunikasi, koordinasi, dan sinergi.
Kegiatan yang paling dekat ini adalah Seminar Pendidikan dengan tema “Tahapan Pembelajaran Ilmu Syar’i dan Penyusunan Kurikulum di Pondok Pesantren” bersama Syaikh Dr. Labib Najib Abdullah, tanggal 2 Juli 2022, di Auditorium STIQ Isy Karima, Karanganyar.
seminar bersama syekh labibSelanjutnya, untuk silaturrahim Jaulah Ma’ahid insya Allah secara rutin kami lakukan. Tapi masih di sekitar solo raya. Kami baru silaturrahim ke beberapa pondok pesantren di Yogyakarta, Boyolali, Sragen, dan Semarang. Berharap ada waktu untuk silaturrahim kepada para kiai dan sahabat yang ada di Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan, Sumatera, dan kawasan Indonesia lainnya.
Kami juga ingin sekali mengadakan silaturrahim akbar santri dan asatidzah yang tergabung dalam forum ini. Insya Allah rencana acaranya sudah kami bicarakan. Silakan tunggu info selengkapnya. Semoga rekan-rekan asatidzah sekalian bisa ikut berpartisipasi 😊
Dan banyak hal lainnya yang kami diskusikan malam itu, sampai kurang lebih jam 23.36. Malam semakin dingin ditutupi kabut tebal saat kami kembali ke tempat peristirahatan masing-masing.
Hubungan Formaqin dan Forum-forum Pondok Pesantren
Senin, 27 Juni 2022, dalam obrolan ringan setelah subuh, terlontar satu pertanyaan: bagaimana hubungan Formaqin dengan forum pondok pesantren yang sudah ada, seperti PULDAPII (Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Indonesia), ITMAM (Ittihadul Ma’ahid Muhammadiyah) yaitu ikatan pondok pondok-pondok pesantren Muhammadiyah, JQH (Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz) yang merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama, dan BKsPPI (Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia) yang dibentuk oleh Dewan Dakwah Indonesia.
Apa peran strategis yang akan dipilih Formaqin sebagai fokus kontribusi Formaqin untuk agama dan bangsa?
Diskusi tentang pertanyaan ini berlangsung hangat, sehingga dinginnya pagi yang berselimut kabut di aula terbuka itu tak lagi terasa. Apalagi sambil ditemani secangkir kopi, biskuit, dan teh tarik.
Dari diskusi yang ada saya mengambil kesimpulan, bahwa yang membuat Formaqin berbeda dengan perkumpulan pondok yang sudah ada terdapat pada background dan pilihan fokus kontribusi.
Secara background, lembaga pendidikan yang ada di Formaqin memiliki background yang sama, yaitu setiap lembaga yang menjadikan program tahfiz dan pendidikan Al Quran sebagai program utama pembelajarannya.
Dalam hal ini, Formaqin ingin mengambil peran untuk menjadi wadah silaturrahim, koordinasi, komunikasi, dan sinergi lembaga pendidikan Al Quran yang ada ini. Adanya kesamaan minat dan tujuan, itulah yang memudahkan komunikasi, dan yang menjadi titik tolak yang sama untuk bersama berproses mencetak generasi qurani.
Dari sisi kontribusi, Formaqin ingin fokus dalam dua hal saja, yaitu sinergi peningkatan pendidikan Al Quran, dan sinergi penguatan ekonomi pesantren.
Kedua hal itu insya Allah yang berusaha akan digarap dengan serius oleh Formaqin dalam bentuk seminar, diskusi publik, program pelatihan, multaqo, dan lainnya.
Di samping, Formaqin insya Allah berusaha untuk membuka komunikasi dengan perkumpulan yang sudah lebih dahulu ada, agar dapat melangkah bersama dalam usaha menididik anak bangsa.
Tak terasa hari mulai terang. Setelah mendapatkan kesimpulan di atas, kami kembali ke penginapan untuk mempersiapkan diri mengikuti kegiatan selanjutnya.
Family Gathering Keluarga Formaqin
Senin, 27 Juni 2022, sekitar jam 07.00 pagi, kami kembali berkumpul di aula Sakura Hills untuk sarapan dan family gathering. Sejak tadi malam, setiap pengurus datang dengan keluarga masing-masing, menembus kabut dan dinginnya malam.
Pagi itu, semua datang dengan istri dan anak-anak masing-masing. Setiap keluarga memperkenalkan diri beserta keluarganya. Ternyata kami para pengurus masih berusia sebaya. Jumlah dan usia anak-anak pun hampir sama.
Dalam suasana penuh keakraban itu, Ust Surya Andikusumo (Direktur PTQ Al Birru, Gagaksipat, Colomadu) membuka dengan tilawah Al Quran, yang melantunkan Surah Ali Imran, ayat 15-22.
Dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh Ust Sanif Alisyahbana (Direktur Ma’had Salman Al Farisi, Karanganyar) yang menyampaikan nasehat tentang pentingnya pembinaan keluarga dalam kehidupan. Beliau mengangkat teladan kisah keluarga Nabi Ibrahim, keluarga Imran, dan keluarga para sahabat Rasulullah.
Beliau menekankan tentang peran istri yang sangat penting dalam kesuksesan dakwah. Berkaca dari para keluarga sahabat, ternyata dalam kesibukan mereka dalam berjuang, bahkan mengorbankan jiwa di medan perang, ada keluarga yang hebat, yang dari keluarga mereka lahir anak dan cucu yang hebat, paling tidak dalam tiga generasi keluarga.
Ternyata kuncinya ada dua, yaitu: peran istri sepenuh hati dalam menangani pendidikan anak, dan penanaman rasa bangga kepada bapaknya yang sedang pergi berjuang ke dalam hati anak-anak, melalui cerita-cerita istri kepada anak-anak tentang kebaikan bapak dan kemuliaan tugas diembannya.
Acara Family Gathering berakhir sekitar jam 8.20 yang ditutup dengan doa oleh Ust. Agus Saripudin (Direktur PP Al Fadhila, Pracimantoro, Wakil Ketua Formaqin, dan sekretaris BKsPPi).
Kini tiba saatnya untuk melanjutkan ke acara berikutnya, yaitu pembahasan AD & ART Forum Ma’ahid Quran Indonesia. Kami pun segera beranjak menuju ruang rapat.
Di saat para suami mulai tenggelam dalam rapat pembahasan AD/ART, para istri dan anak-anak melanjutkan perkenalan dan obrolan mereka dalam suasana penuh kekeluargaan di aula..
Pembahasan AD & ART Organisasi
Sebagai sebuah perkumpulan baru, perumusan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah menjadi sangat penting sebagai asas dan fondasi organisasi. Mungkin ada hal-hal normatif dan standar yang memiliki kesamaan dengan organisasi lain, tetapi ada juga kekhasan khusus yang perlu disesuaikan sesuai latar belakangnya sebagai forum pendidikan Al Quran.
Forum Ma’ahid Quran Indonesia, yang merupakan metamorfosa dari Rabithah Ma’ahid Quran Indonesia ini, ditetapkan berdiri pada tanggal 1 Rajab 1441 H bertepatan tanggal 25 Februari 2020, dalam Musyawarah Tinggi di Pondok Pesantren Isy Karima, Karanganyar.
Pembahasan tentang AD dan ART ini di mana-mana selalu meminta waktu yang lama. Tetapi alhamdulillah dapat kami tuntaskan hari ini juga, sebelum akhirnya para peserta musyawarah tinggi ini kembali ke tempat masing-masing.
Anggaran Dasar terdiri dari 10 Bab dan 16 Pasal. Sementara Anggaran Rumah Tangga terdiri dari 9 Bab dan 34 Pasal.
Sesuai rencana, insya Allah AD dan ART akan kita sosialisasikan pada Multaqo Formaqin. Untuk waktunya, silakan tunggu informasi selanjutnya ya.
Oke, demikian dulu apa yang dapat saya sampaikan
Ada usul kapan kita rihlah bareng Formaqin?
Atau ada yang siap jadi tuan rumah?
Sampai ketemu lagi ya…