Pesan Ust Muin dari RS Moewardi

Pesan Ust Muin Dari Rumah Sakit Moewardi

Kamis, 3 Desember 2020

Keinginan beliau untuk terus berbagi kebaikan tak pernah surut, walaupun dari kasur rumah sakit sekalipun. Dengan berlinang air mata dan suara yang terbata-bata, beliau menyampaikan pesan kebaikan terasa penuh ketulusan.

Dari ruang kamar rumah sakit Moewardi, Ust Muin mendoakan seluruh santri, mahasiswa, para guru dan ulama, serta segenap kaum muslimin, seraya menyampaikan pesan-pesan yang menyentuh hati.

1. Iman Kepada Akhirat dan Tanda-tanda Hari Kiamat

https://www.facebook.com/100011448781374/videos/1403299066728373/

Dalam video ini, Ust Muin membuka

Alhamdulillah alladzi khalaqal mauta wal hayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala

Bagi Ust Muin, sakit adalah pembuktian. Melalui sakit ini, Allah telah mengingatkan bahwasanya kematian itu dekat, akhirat itu dekat.

” Saudara semuanya,

saya telah mengalami pembuktian pembuktian apa yang Allah katakan kepada diri saya bahwa semua apa Allah kehendaki pasti terjadi. Ketika Allah ingin menyelamatkan saya, maka tidak akan mustahil Allah menyelamatkan hambanya. Allah selalu mengingatkan kepada saya bahwa apapun akan kembali kepada Allah

Sambil bercucuran air mata, Ust Muin membaca ayat:

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ – ١٠

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ – ١١

Selanjutnya Ust Muin menjelaskan tentang Fitnah Dajjal, Turunnya Nabi Isa, dan matahari terbit dari barat. Setelah kiamat terjadi, setiap manusia akan melewati mahsyar, melewati hisab, melewati shirath, melewati neraka. Semua ini adalah rangkaian perjalanan hidup yang akan dialami manusia.

“Nabi Isa turun dengan risalah. Karena beliau sebagai pengikut Rasulullah, maka beliau mendapat tugas untuk menyempurnakan tugas Rasulullah menghancurkan berhala dan salib-salib, membunuh babi

Spiritnya adalah memenangkan Islam. Spiritnya adalah menghancurkan kebatilan. Ini penting saudaraku sekalian, karena memang dinul islam dinullah maka kekuatannya dari Allah”

” Saudaraku, setelah berbicara arkanul iman, kita berbicara tentang Al Wala wal Bara. Berbicara tentang makna iman dan amal”

Beliau menerangkan tentang loyalitas dan pentingnya kesetiaan terhadap agama.

Saat bercerita tentang bahaya Dajjal, dengan penuh tadabbur, beliau membaca Surah Al Kahfi sampai ayat walyatalatthaf walaa yusy’iranna bikum ahada

2. Kewajiban Tadabbur Al Quran

https://www.facebook.com/muinudinillah.basri/videos/1403413556716924/

Ustadz Muin membuka penyampaikan beliau dengan doa sambil berurai air mata:

Saudara saudaraku kaum muslimin yang aku cintai. Semoga apa yang menimpa pada saya tidak menimpa pada saudaraku. Semua diberikan kesehatan oleh Allah 

Ya Allah aku mohon kepadaMu, sebagaimana engkau janjikan bahwa doa sakit Engkau kabulkan, aku bermohon sembuhkanlah saudara saudaraku yang sakit dimana saja berada. Jauhkanlah saudara saudaraku dari penyakit. Agar dapat melanjutkan perjuangan mereka ya Allah

Tadabbur itu berbeda dengan tafsir. Ada orang yang tidak mau tadabbur, karena menganggap harus menguasai seluruh perangkat ilmunya. Sehingga akhirnya ia tidak melakukan tadabbur.

Tetapi ada juga yang merasa bebas melakukannya sehingga berujung kepada tahrif (penyimpangan makna).

Yang benar itu tadabbur adalah usaha memahami kandungan makna-makna ayat sesuai bahasa dan kaedah yang benar.

Kalau kita tidak mentadabburi Al Quran menunjukkan hati kita ada kunci dan gemboknya. Masalah krusial yang terkait dengan kesengsaaraan dan kebahagiaan akhirnya terlewatkan karena tidak tadabbur

Syarat dari tadabbur adalah khusyu dan taat kepada kalamullah

Tadabbur adalah usaha memahami sunnatullah, sebab seluruh ayat adalah sunnatullah

 

3. Trias Politika Dalam Islam
(Kuliah Siyasah Syar’iyyah Dari RS. Moewardi)
Kamis Sore, 3 Desember 2020
Masih dari kamar pasien Rumah Sakit Moewardi diiringi oleh suara alat monitor jantung, sambil berbaring dibantu alat pernapasan, Ustadz Mu’inudinillah Basri memberikan penjelasan terkait pandangan Islam tentang konsep Trias Politika Montesquieu.

Trias politika yang dimaksud adalah pembagian kekuasaan menjadi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sementara Montesquieu sendiri adalah seorang ahli politik dari Prancis.
Kata Ustadz Muin, konsep dasar negara dalam Islam adalah bahwa kekuasaan mutlak ada di tangan Allah.
Wa lillahi maa fissamaawaati wa maa fil Ardhi
Milik Allah apa yang ada di langit dan di bumi.
Kita adalah milik Allah. Tanah ini adalah milik Allah. Bumi dan seluruh isinya adalah milik Allah. Maka harus tunduk pada hukum dan kekuasaan Allah.
Allah menciptakan manusia tujuannya sebagai Khalifah (wakil/pengganti) dalam menegakan hukum Allah di muka bumi. Khalifah ini bukan satu orang, tapi bersama sama. Hanya saja dalam pengambilan keputusan harus satu orang, supaya benar benar ada keputusan.
Teladan Rasulullah
Contoh konkrit dalam hal ini adalah Rasulullah. Beliau adalah orang yang luar biasa dan mendapatkan otoritas penuh dari Allah dalam memutuskan hukum.
Hanya saja beliau juga tetap bisa salah. Seperti pada peristiwa perkawinan benih kurma dan penempatan pasukan ketika perang Badar. Sahabat memberi masukan dan beliau menerima.
Rasulullah juga mengajak para sahabat bermusyawarah dalam berbagai urusan.
Musyawarah sendiri dalam bahasa arab berasal dari kata Syaaral ‘Asal, yaitu mengeluarkan madu dari tempatnya. Artinya Syuro atau musyawarah adalah usaha untuk menghasilkan yang terbaik.
Trias Politika
Spirit dasar dalam konsep Trias Politika ini adalah spirit musyawarah dimana satu sama lain merasa memerlukan yang lain dalam rangka menegakkan kebenaran.
Lembaga eksekutif seperti presiden, menteri, dirjen dan lain lain punya fungsi sebagai eksekutor. Maka haruslah dipilih yang paling ahli dan taqwa. Seperti Umar bin Khattab yang berkata demi Allah jika ada keledai yang tergelincir di ujung dunia aku pasti akan diminta pertanggungjawaban atasnya.
Lembaga legislatif yaitu DPR dan MPR punya tugas penting dalam menegakan musyawarah untuk menghasilkan kebenaran; baik kebenaran konseptual maupun kebenaran operasional.
Maka hendaklah orang orang yang dipilih adalah para ulama dan orang-orang yang berilmu
Sementara lembaga Yudikatif yaitu kehakiman dan pengadilan punya tugas yang sangat krusial dalam menegakan keadilan dan menjaga keseimbangan hukum.
Dulu Khalifah sekalipun itu tunduk kepada keputusan Hakim Agung. Seperti Ali bin Abi Thalib yang tunduk kepada Qadhi Syuraih dan Umar bin Khattab yang tunduk kepada Hudzaidah.
Maka saudaraku semuanya, kata Ustadz Muin, Trias Politika akan berhasil jika diilhami oleh kebenaran, komitmen pada kebenaran, dan tidak ada intervensi parsial, legislatifnya bermusyawarah sesuai materi persidangan dengan semangat kebenaran, dan penegak hukumnya berdasarkan keadilan, bersih dari intervensi kekuasaan dan keuangan.
Kesimpulannya: dalam Islam kekuasaan ada di tangan Allah, diserahkan kepada ahlinya, diatur berdasarkan Syura dan realita.
Negeri ini tidak mungkin diatur oleh satu atau dua orang, satu atau dua kelompok, tapi harus mencakup orang orang yang terbaik di negeri Ini, ditegakkan dengan amanah.
Dengan demikian kita bisa mengantarkan Indonesia dengan Islam menjadi negara yang adil dan makmur

 

Demikian beberapa catatan tentang nasehat Ust Muin hari ini.

Seketika saya teringat kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika sakit. Beliau dilarang oleh dokter untuk membaca dan menulis.

Tetapi Ibnu Taimiyyah bersikeras untuk tetap membaca dan menulis sebab disitulah beliau mendapatkan kebahagiaan, dan rasa bahagia dapat mempercepat kesembuhan.

Tidak lama kemudian Ibnu Taimiyyah sembuh dari sakitnya.

Teriring doa kepada Allah, semoga Ustadz Muin segera beroleh kesehatan dan kesembuhan dari Allah.

 

(Umarulfaruq Abubakar)

Leave A Reply

Navigate