Merapikan Jiwa dan Raga
Siapa yang bisa jamin benih itu tidak akan tumbuh lagi?
Bila dulu kita sempat salah, lalu akhirnya kita taubat, itu artinya kita telah memangkas tanaman dosa untuk tumbuh subur di halaman kehidupan kita.
Tetapi siapa yang bisa jamin benih yang terlanjur tertabur dalam hati, dan akar dosa yang sempat tertancap dalam memori, tidak akan kembali mekar seperti dulu lagi?
Ya. Kadang hanya butuh sebuah kondisi, atau terpancing sedikit kreasi, hingga benih yang tadi lama tertimbun kembali bereaksi.
Lagi dan lagi. Dan akhirnya kita kembali mengulangi kesalahan dulu lagi.
Mengapa bisa seperti itu?
Itu karena ada nafsu yang bertengger dengan permanen dalam hati. Dalam setiap hembusan nafas, ia berontak dan ingin bebas, tanpa batas.
Puasa adalah cara terbaik untuk merapikan batin yang tercabik-cabik nafsu, dan jiwa yang tersakiti oleh keinginan semu.
Lahir dan batin kembali dirapikan, ditata, diatur, dan diarahkan.
Bila akhirnya nafsu itu tumbuh subur, biarlah ia tumbuh subur dalam mengejar cahaya kebaikan. Tidak menjalar ke gelapnya keburukan.
Tidak perlu berharap pahala lagi. Sebab puasa itu sendiri sepenuhnya 100% kembali untuk perbaikan diri kita pribadi. Untuk kembali ke fitrah yang suci.
Tapi kenyataannya, kita masih tetap mendapatkan pahala yang berlipat untuk sesuatu yang sangat kita perlukan dengan sangat.
Allah sungguh terlalu baik…
Kita yang tidak pandai bersyukur…
Simak selengkapnya:
- ┈┈••❁🍀🌹🍀❁••┈┈┈•
Jangan lupa klik like & subscribe
- ┈┈••❁🍀🌹🍀❁••┈┈┈•
14 Ramadhan 1441 H
=========
duakhalifah.net