Nikmat Quran di Tengah Korona

Saya tidak habis pikir tentang nikmat yang besar ini.

Dulu ketika di Mesir, untuk setoran hafalan Al Quran, saya harus menempuh jarak yang sangat jauh. Minimal satu jam untuk sampai ke Darrasah. Setoran hafalan ke Syekh Asyraf di Masjid Al Ja’fari. Pulang pergi dua jam. Belum terhitung masa menunggu bis, ongkos, dan keruwetan berdesak-desakan dalam perjalanan.

Pernah mencoba setoran hafalan di Roksi. Tapi saya tidak kuat. Perjalanan 2 jam. PP 4 jam. Ada kawan yang mengajak ke tempat Syekh Ba’bullah di Helwan, tapi itu pun terlalu jauh. Untuk setoran biasa (bukan ambil sanad) saya sempat ke Syekh Sayyid Ramadhan di Mutsallats, tapi kurang intensif. Sempat ingin ke Ma’had Qiraat di Syubrah, tapi tidak kesampaian.

Dan di tengah-tengah musibah Korona ini, tiba-tiba Allah menghadirkan Syekh Abdul Hamid. Pakar qiraat asyrah yang masyhur, alumni kulliyyat Al-Qur’an dan Ma’had Qiraat. Murid dari tiga legenda pakar qiraat asyrah di Mesir yaitu Syekh Sa’ad Ahmad, Syekh Shalah Isa, dan Syekh Muhammad Fathulllah.

Tinggalnya di Gest House pondok, sekitar 100 meter dari rumah. Cukup jalan kaki 5 menit.

Di saat yang sama, santri semuanya dipulangkan. Bandara Mesir lockdown dan Kantor Emirates Air Ways Mesir ditutup. Syekh tidak bisa pulang hingga waktu yang belum bisa ditentukan.

Dalam hati saya berdoa semoga Allah mudahkan semua urusan beliau. Tapi di sisi lain, hati ini berteriak bahagia. Sebab itu artinya saya dapat belajar lebih banyak. Sangat privat dan full intensif.

Karakter

Apalagi beliau orangnya sangat baik dan bersahabat. Suka ngobrol dan bercanda. Tapi kalau sudah mulai tilawah, suasana berubah 180 derajat. Beliau sangat serius. Wajahnya tanpa senyum.

Tidak boleh salah sedikitpun, baik dalam bacaan maupun hukum tajwid. Jangan pernah coba-coba maju tanpa persiapan. Bentakan suara beliau menggelegar sampai ujung ruangan saat memperbaiki bacaan.

Saat terdiam dan tidak mampu melanjutkan bacaan, beliau langsung meghentikan. Tanpa ampun. Walaupun baru baca satu ayat, atau bahkan belum sampai satu ayat.

Beberapa teman ada yang sampai terisak. Bahkan tidak mau lagi melanjutkan hafalan. Dari 19 muhaffiz yang terpilih melalui tes yang ketat, 5 orang mundur. Sisanya tepat bertahan, berusaha menyiapkan diri dan menabahkan hati.

Alhamdulillah ke 14 orang bisa ikut wisuda di tengah gencarnya berita tentang korona.

Tidak hanya pemberian sanad satu qiraat, tapi 5 qiraat yang berbeda, yaitu:

Qiraat Ashim
Qiraat Ibnu Katsir
Qiraat Al Kisa’i
Qiraat Abu Ja’far
Qiraat Khalaf Al-Asyir

Untuk Qiraat ashim, yang diberikan melalui tiga jalur periwayat sekaligus, yaitu jalur Asy-Syathibiyah, jalur Ar Raudhah libnil Mu’addal, dan jalur Thaibatunnasyr.

Ditambah dengan sanad kitab:
Matan Tuhfatul Athfal karya Imam Al Jamzuri
Matan Al Jazariyyah karya Imam Ibnul Jazari
Bidayatussuul karya Imam Al Izz bin Abdissalam
Arba’ain Nawawiyah karya Imam An-Nawawi

 

=============
Btw, apa itu qiraat? apa itu sanad? apa itu jalur periwayatan?

Silahkan baca di sini:

Mengenal Imam Qiraat Sab’ah

Mengenal Imam Qira’at Sab’ah dan Asyrah

Mau mendengarkan ragam bacaan riwayat yang berbeda?

Bisa dengarkan melalui aplikasi berikut:

Aplikasi Mushaf Qiraat

Aplikasi Mushaf Qiraat

===========

Oleh karena syekh sudah berada di tengah-tengah kami, maka proses pembelajarannya sangat fleksibel. Paling banyak di rumah beliau. Tapi kami juga pernah setoran hafalan di lapangan futsal, di atas gunung mongkrang di Tawangmangu, di dalam mobil, di kafe dan rumah makan sambil nunggu pesanan.

Kemana pun beliau pergi, hafalan ribuan bait matan kitab Syathibiyah, Thaibah, Durrah, dan lainnya, ikut pergi bersama. Dimana pun beliau berada, beliau dapat menjelaskan tentang sejarah mushaf, variasi ragam bacaan dan jalur jalur periwayatan Qira’at dari Syathibiyah, Thaibah, Durrah, Ar Raudhah, Al Misbah, lengkap dengan syahid dari matan dan kutipan kata-kata pakar Qiraat dari berbagai kitab.

Kami sempat bertanya tentang Rahasia Kekuatan Hafalan beliau. Dan beliau pun sudah menjelaskannya;

Baca: Menjaga Hafalan Seusai Setoran

Menjaga Hafalan Seusai Setoran

Alhamdulillah saya merasakan semua ini adalah bagian nikmat Allah. Selama bersama beliau saya sudah mendapatkan ijazah qiraat Ashim, Ibnu Katsir, dan Abu Ja’far. Sekarang sedang menyelesaikan bacaan riwayat Qalun an Nafi.

Mau belajar quran? Ayo bareng-bareng..

Tapi nanti ya, setelah badai korona ini berlalu…

Leave A Reply

Navigate