Fraktur adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang. Sebuah istilah yang digunakan untuk patah tulang.
Saya kenal istilah itu 1 bulan yang lalu. Saat mengalaminya sendiri. Tulang telunjuk kaki kiri saya patah setelah bertarung dalam latihan, Sabtu tanggal 9 November 2019.
Memang dasar amatiran. Saya kehilangan keseimbangan. Kuda-kuda saya tidak pas saat menjejakkan kaki ke tanah.
Awalnya saya mengira hanya bengkak biasa. Diolesin minyak tawon sembuh. Atau sedikit dipijit dan diurut. Ternyata lama-lama bengkak. Baru tau kondisi sebenarnya setelah dirontgen hari Kamis, tanggal 14 November 2019.
Vonis dokter: saya harus digips, dan pakai krek selama 1,5 bulan. Adapun gips, saya pakai. Tapi krek, saya tidak gunakan kecuali hanya beberapa kali.
Memang sangat merepotkan pakai gips itu. Apalagi kalau tidak tau apa fungsinya. Saya sempat terhalang melakukan banyak aktifitas, terutama yang tempatnya jauh Dengan kaki yang ditempeli gips itu seperti itu, saya tidak bisa bawa motor apalagi mobil.
Proses Penyembuhan
Baru tau fungsi gips itu dari Pak Harjoko, tabib dan herbalis di Klaten. Bahwa ketika patah tulang, potongan tulang patah itu akan mengeluarkan zat kapur yang berfungsi seperti semen. Zat itulah yang menjadi lem untuk menyambungkan tulang yang patah. Fungsi gips adalah menjaga supaya ujung tulang itu nyambung dengan tepat dan tidak bergeser. Plus adanya gips alami dan alarm dari tubuh.
Gips alami itu adalah urat-urat yang mengikat tulang dengan kuat. Rasa sakit adalah alarm bahwa fisik belum sembuh dengan sempurna. Termasuk fungsi kalsium yang mempercepat penyembuhan tulang.
Berbagi Cerita
Saat saya tertatih-tatih melangkah itu, reaksi orang yang melihat bermacam-macam. Banyak yang perhatian dan berempati, terutama istri. Saking khawatirnya, tidak boleh lagi latihan jiu jitsu! Sekarang kiri, besok nanti kaki kanan!
Begitu pula para santri. Bertanya-tanya dengan penasaran saat saya masuk kelas dengan kaki kiri digips dan langkah yang berat dan tertatih.
Yang senyum-senyum malah teman-teman para atlet dan jago-jago beladiri. Komentar mereka rata-rata:
“Ah, biasa itu”
“Memang kondisi seperti ini harus dilalui”
“Itu tandanya besok lebih meningkat”
dan
“Saya dulu….”
Lalu mengalirlah cerita yang bermacam-macam..
Ada yang rahangnya kena tinju dengan keras sampai tidak bisa makan. Ada yang tulang rusuk kena tendang sampai sulit untuk berbaring. Ada yang hidungnya dipukul pakai lutut sampai bengkok dan darah tidak berhenti mengalir.
Ada juga betis bengkak besar kena kuncian. Ada yang patah tulang di bahu, di kaki, di tangan, dan banyak cerita lainnya.
Tapi mereka semua enjoy. Dan tidak berhenti berlatih karena kejadian-kejadian itu.
Seperti orang berlatih naik sepeda, satu dua kali jatuh dan kaki lecet. Lama kelamaan akhirnya bisa.
Saya pun jadi teringat kata-kata Muhammad Al Jarudi:
ومن تكن العليا همة نفسه # فكل الذى يلقاه فيها محبب
“Siapa saja yang berhasrat meraih ketinggian, maka apa saja yang ia temui akan jadi menyenangkan”
Mendengar cerita teman-teman dan juga syair ini, istri saya jadi paham.
Alhamdulillah satu bulan lebih berlalu. Awal November – pertengahan Desember. Saya sudah bisa pakai sepatu dan kemarin sudah mulai kembali bertarung seperti sebelumnya.
Lalu saya pun teringat kata-kata motivasi dari para guru:
Masutatsu Oyama, peletak dasar Oyama Karate :
“Jika anda tidak berlatih karena takut Kumite (bertarung), saya kira anda terlalu malas.
Terkena pukulan satu atau dua kali itu bukan apa-apa. Bahkan kalau kaki Anda pernah patah itu tidak akan membuat Anda mati. Dalam satu bulan tulang itu akan kembali pulih”
“Anda harus berlatih sehingga semua teknik-teknik latihan itu meresap dalam tiap sel di tubuh Anda. Anda harus mengulangi sebuah teknik sebanyak 3000 kali. Jika Anda mengulang teknik tertentu sebanyak 3000 kali, teknik itu akan menjadi milik Anda. Teknik itu akan diingat oleh sel dalam tubuh, baik dalam pertandingan maupun perkelahian sesungguhnya”
“Berlatihlah lebih lama dari tidur Anda. Semasa masih muda, jangan malas melatih seluruh anggota tubuh Anda agar dapat berfungsi sebagai senjata karate yang ampuh, kemudian baru Anda mendalami segi teknik”
Dan teringat pula seperti kata legenda bela diri, Bruce Lee:
“Saya tidak takut pada orang yang berlatih sekali untuk 10.000 tendangan, tapi saya takut pada orang yang berlatih satu tendangan sebanyak 10.000 kali”
Dan cukuplah motivasi terbaik dari Nabi Muhammad Rasulullah:
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah”