Para Penjaga Tapal Batas

 

Seratus sembilan puluh sembilan ayat Surah Ali Imran, yang memuat berbagai kisah; kisah keluarga Imran, Nabi Zakaria, Nabi Isa, Nabi Adam, Perang Badar, Perang Uhud, ahli kitab, dan lainnya, pada akhirnya bermuara kesimpulannya pada satu ayat:

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung” (QS. Ali Imran: 200)

Terangkum dalam empat perkara penting: Sabar, Menguatkan Kesabaran, Teguh Menjaga Tapal Batas, dan Taqwa.

Asatidzah PPTQ IBNU ABBAS KLATEN

Setiap kita adalah penjaga tapal batas itu, dan Pondok Pesantren adalah benteng pertahanan ideologi paling kokoh yang menjaganya dari berbagai serangan.

Sebab sepanjang sejarah, ideologi selalu dalam posisi pertempuran.

Sebab antara yang haq dan batil tidak akan pernah bisa dikompromikan.

Apa misi yang kita bawa? Menjaga dinullah dan mengibarkan panji islam dengan perkasa di bumi Allah ini.

Dengan apa?

Dengan pembelajaran berbasis Al Quran sebagai sumber informasi dan mata air kemuliaan.

Di sinilah perjuangan sebagai penjaga tapal batas (Murabithin) itu dimulai.

Yaitu dengan berfikir dan berusaha bagaimana konsep dan penerapan islamisasi ilmu dalam bidang ilmu yang kita ajarkan.

IPA berbasis Al Quran itu seperti apa? Matematika Al Quran itu seperti apa? Ekonomi Al Quran itu seperti apa?

Sehingga belajar apapun, setiap santri menjadi semakin bersyukur dan dekat dengan Allah.

Kita berjuang menjadi penjaga usaha penerapan visi misi pondok, menjadi teladan bagi anak anak.

Sehingga anak anak santri, wali santri, dan masyarakat bisa melihat keindahan Islam dijalankan di pondok ini.

Asatidzah PPTQ IBNU ABBAS KLATEN

Di pondok inilah mereka merasakan penerapan ajaran Islam;

Shalat berjamaah yang ditegakkan di awal waktu, kasih sayang dan persaudaraan yang mendalam, keramahan dan kasih sayang yang mengakar, pembelajaran berkualitas berbasis Al Quran, dan seterusnya.

Bagaimana caranya?

Dengan menegakkan pilar ilmu, pilar bangunan, pilar sistem, dan juga pilar karakter.

Setiap kita para guru punya peran penting dalam menegakkan pilar itu, minimal dalam pelajaran yang kita ampu, dan amanah yang kita emban.

Maka sungguh, kita sedang melakukan pekerjaan yang besar, bukan sekedar rutinitas harian karena tuntutan profesi dan peran.

 

Terimakasih dan _Jazakumullahukhairan_ kepada Ust. Muin atas nasehat yang sangat berharga pagi ini.

Klaten, 10 Juli 2018

Leave A Reply

Navigate